Jumat, 02 Agustus 2013

DIAJAK MERIT DI BAWAH POHON KESEMEK



"Yok opo nek kon dadi bojoku ae. Kita nikah!"
Senyap.

Hawa dingin dataran Batu membuatku semakin merinding. Kalimat tersebut adalah kata-kata yang sangat nggak so sweet dan diucapkan di tempat yang juga sama sekali nggak cute. Kalimat tersebut seharusnya diungkapkan pada sebuah makan malam dengan cahaya lilin dan segelas sirup strawberry dalam gelas margarita. Lalu si cewek disodori kotak beludru berisi cincin menawan. Ayolah, itu adalah kata-kata yang ditunggu seorang gadis hampir sepanjang hidupnya. Tapi entah mengapa calon laki gue waktu itu melakukan tindakan yang amat ceroboh. Coba bayangin gimana perasaan elo, kalo cewek secantik elo dilamar di bawah pohon kesemek pinggir jalan?




Bagi gue, ini betul-betul kriminal!

Calon laki gue waktu itu emang rada ajaib. Sama sekali nggak romantis dan selalu tunjep pointMaybe karena faktor profesinya yang dari militer kali yah. Kami kenal di facebook, dan menjalin kedekatan di jejaring sosial tersebut selama beberapa bulan. Posisinya waktu itu sedang berdinas di Pulau Weh yang lokasinya nyaris terpencil di pucuk barat Indonesia, sedangkan gue ada di kota Malang dengan segala hiruk pikuknya. Kami kayak orang pacaran tapi nggak bener-bener pacaran. Heyaeyalaahhhhhhh! Secara formal, dia nggak pernah tuh nembak gue atau bilang semacam "would you be my girlfriend". NGGAK PERNAH!

Sekali lagi: NGGAK PERNAH!

Akhirnya kami sepakat bertemu di kota Malang pas dia cuti. Kampung halamannya ada di Sidoarjo. Itu pertemuan pertama gue dengan sosok yang gue kenal dari dunia maya. Gue bingung dong ya mau ngajak dia jalan kemana, secara di Malang gue cuma anak kuliahan yang ngekos di kampung padat penduduk. Akhirnya gue bawa dia ke daerah Batu. Gue sebenernya ngajak dia juga tanpa tujuan jelas, soalnya gue masih blank nyari tempat yang enak buat eerrrrr first date.

Kami cuma mondar-mandir muter-muter boncengan sepeda motor, menembus hawa superdingin kota Batu yang waktu itu berkabut tebal. Ada papan penunjuk arah menuju air terjun Coban Talun. Akhirnya kami deal buat pergi ke sana aja.


Nah di situ itu tuh. Jalan menuju ke lokasi emang bejibun kebon apel. Apel-apel setengah mateng yang sebagian sudah merona merah bergelantungan meriah dan menakjubkan. Tapi bukan itu yang bikin gue terpesona. Gue lebih suka makan kesemek. Kesemek sendiri adalah tanaman langka. Kalo di Batu, pohon ini biasanya cuma ada beberapa di pinggir-pinggir jalan sebagai pagar hidup dari kebun-kebun apel.

Gue ajak dia nyolong buah kesemek yang gede-gede dan berwarna orange matang menggiurkan. Dia ngomel-ngomel karena gue ajak dia jadi maling di kencan pertama. Lha terus piye? Di kebon lagi nggak ada orang sama sekali, gue nggak tau harus ijin kemana, pemilik kebonnya aja kagak ada di tempat, sementara gue udah ngeces abis mantengin buah kesemek yang lagi berbuah lebat. Buah sekeren ini sayang kalo hanya dilewatkan begitu saja. Sungguh tak rela!

Busetnya, gue nggak nyangka aja kalo masa lajang gue juga bakal berakhir di bawah pohon kesemek itu. Mana kepikiran tuh cowok akhirnya malah ngelamar gue seabis gue berhasil dapetin kesemek ilegal tiga biji!

Senang sekaligus bete! Hahahaha :D~~~

Betewe, mengapa gue doyan kesemek? Karena gue suka. Iwwwwwhhh, jawaban macam apa ini? Kakakakkakakak :D

Yep!

Buat gue kesemek itu punya rasa manis dan segar yang khas. Elo inget nggak di drama Korea Jewel In The Palace? Ibu Jang Geum yang waktu itu sebagai koki istana memfermentasi buah kesemek dan memendamnya di dalam tanah sebagai salah satu harta karun kuliner. Jadi jelas, jaman dahulu, buah kesemek kayaknya udah populer di kalangan raja-raja Korea.

Berdasarkan info yang gue dapet dari Wikipedia, kesemek berasal dari Republik Rakyat China, yang kemudian menyebar ke Jepang pada zaman purba dan dikembangbiakkan di sana. Belakangan buah ini menyebar ke bagian lain Asia, dan pada masa kolonial di tahun 1800-an dibawa ke Eropa selatan dan California.

Buah ini cukup penting dalam tradisi Tiongkok dan Jepang, sehingga nilai komersialnya tinggi di sana. Kini komersialisasi produksi kesemek telah merembet dan meluas ke Selandia Baru, Australia dan Israel. Ekspor dari Israel inilah yang dinamai sebagai Sharon fruit.

Dalam sebuah pameran hortikultura di Jakarta, Duta Besar Inggris pernah mengatakan bahwa kesemek merupakan buah yang sangat mahal di negerinya. Sebab beda dengan apel, pir dan anggur, kesemek hanya dibudidayakan secara terbatas di Jepang, Korea dan RRC. Di Jepang, Korea dan RRC sendiri, harga kesemek sudah cukup tinggi, yakni sekitar 1,5 US $, sementara apel dan pir selalu di bawah 1 US $ per kilogram. Di luar Jepang dan RRC, harga kesemek bisa mencapai 4 sd. 5 US $ per kilogram.

Tapi sayangnya, di Indonesia buah ini kayak nggak ada harganya sama sekali. Elo nggak akan pernah nemuin ini buah di supermarket besar atau swalayan buah modern. Kesemek cuma dijual di pasar tradisional dan kaki lima dengan harga sekitar enam ribuan sekilo. Kesemek yang dijual di pasar-pasar tradisional, berasal dari tanaman yang tumbuh liar tanpa parawatan sama sekali.  Di beberapa kawasan, tanaman kesemek juga nyaris lenyap karena terdesak oleh komoditas lain. Sentra kesemek yang masih cukup banyak populasi tanamannya, antara lain Garut dan Boyolali. Sementara di Batu dan Malang sudah nyaris punah.

Melihat manfaatnya yang seabreg, seharusnya buah ini dihargai lebih mahal, atau naik pamor mendiami rak-rak supemarket. Seenggaknya, masyarakat bisa mulai sadar dan menyetarakannya dengan buah apel, sebab manfaat pada kandungan buah kesemek pada beberapa unsur nyatanya lebih unggul daripada apel. Misalnya serat yang terdapat pada sebutir kesemek berjumlah dua kali liat lebih banyak dibanding sebutir apel. Jelas dong, kesemek bakal lebih nampol dikonsumsi buat elo yang lagi diet.

Vitamin yang terkandung dalam kesemek juga lebih bejibun. Kesemek mengandung vitamin A, beberapa Vitamin grup B, vitamin C, dan vitamin E. Kesemek punya banyak asam amino yang terdiri dari asam aspartat, asam glutamat, arginin, alanin, sistin, glisin, fenilalanin, leusin, isoleusin, lisin, metionin, prolin, serin, tirosin, treonin, dan valin. Gue nggak paham semua kandungan-kandungan itu manfaatnya buat apa aja soalnya gue bukan ahli nutrisi atau ahli kimia, tapi setau gue, unsur glutamat, sistin, dan glisin adalah beberapa unsur prekursor (bahan baku) glutathione, semacam protein yang bagus banget sebagai kecantikan dan kesehatan karena mengandung antioksidan yang kuat. Adanya vitamin C dan lycopene membantu kulit tetap kenyal dan kencang.


Berdasarkan informasi yang gue copy dari Klinik Sehatmu, tingginya kandungan gula dan kalium dalam kesemek, maka buah ini mengandung banyak energi dan khasiat obat yang bermanfaat bagi mereka yang menderita stress fisik dan psikologis, serta hilangnya nafsu makan. Kesemek mengandung gula alami yang sangat mudah untuk diserap oleh tubuh serta menyediakan energi instan. Karena itu, kesemek sangat berguna dalam kegiatan olahraga. 

Manfaat kesemek juga dinyatakan dalam kaitannya dengan limpa, hati, dan pankreas di mana mereka memiliki efek memurnikan. Kesemek mengandung vitamin C dan provitamin A yang bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh dalam hal perlindungan dan penguatan.

Nah loh, banyak banget kan manfaat kesemek? Sampe gue bela-belain nyolong di kebun orang tuh. Wakakakakakkakak. Tapi,please, moment nyolong yang gue lakuin jangan pernah ditiru yap! Kalo elo digebukin pemilik kebon, gue nggak mau tanggungjawab.

Buat gue, pohon kesemek punya nilai historis yang sangat tinggi, sebab di bawah pohon kesemeklah akhirnya gue jadi bini orang dan memenuhi setengah dari agama gue. Tiap tanggal 8 (tanggal gue diajak merit), kadang gue sempetin nengok tuh pohon di daerah Batu. Nggak rutin tiap bulan sih, tapi selalu gue usahain dateng meski cuma buat ngliat doang tuh pohon selama beberapa menit.

(Endah Wahyuni, 2 Agustus 2013)
***

Tulisan ini diikutkan dalam GIVEAWAY AKU DAN POHON yang diselenggarakan oleh Arin Murtiyarini.


7 komentar:

  1. Hemmmm...hihihi, sekarang masih suka nongkrong di bawah pohon ga? :P

    BalasHapus
  2. Saya sering dengar nama kesemek, tapi belum pernak makan... :O

    BalasHapus
  3. Pohon kesemek ternyata punya cerita penuh arti ya mbak ... :)

    Baru tau kalo pohon kesemek seperti itu.

    BalasHapus
  4. wkwkwkwkwk langsung ngakak bc ceritamu mbak, sm mbak suami sy jg gak ada romantis2 nya....


    mampir jg ya ke www.momsandlovelykids.blogspot.com
    thx you

    BalasHapus
  5. hihihi.. ceritanya lucuuu..
    wah brrt itu ya penampakan buah kesemek.. mirip jeruk mini. #baru tau hehe

    BalasHapus
  6. oh gini toh pohonnya, saya ngefans sm buah kesemek :D, pengen nyicip yg lgsung dari pohon, gimana rasanya yah makan yg nggak ada lumuran kapurnya... :D

    BalasHapus