Suatu hari, saya membaca kisah para
prajurit Indobatt UNIFIL di media internet. Tulisan tersebut menceritakan
seorang gadis lumpuh bernama Maryam di desa Dier Sirien, Lebanon yang sedang
berulangtahun. Sekian banyak tentara yang bertugas di Lebanon dari berbagai
negara, hanya pasukan Garuda yang bersedia datang ke rumah Maryam, menghadiahi
gadis tersebut dengan kue dan lilin. Tentu saja hal tersebut menimbulkan haru
tak terkira bagi keluarga Maryam. Cerita tersebut akhirnya menyebar dari mulut
ke mulut, melambungkan citra positif Indonesia di mata rakyat Lebanon.
Peacekeeper
Indobatt di Lebanon memang tak lagi hanya berperan sebagai penjaga perdamaian,
namun mereka juga bertindak sebagai mediator kemanusiaan serta kebudayaan. Pada
beberapa kesempatan penting, peacekeeper
Indobatt selalu menampilkan Reog Ponorogo, wayang kulit, kuda lumping, serta
tari-tarian tradisional Indonesia di hadapan rakyat Lebanon serta pejabat
UNIFIL. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang menarik dikembangkan untuk
mengenalkan bahwa Indonesia mempunyai budaya yang patut diperhitungkan. Pada
aspek kemanusiaan, sudah terbukti bahwa peacekeeper
Indobatt adalah satu-satunya pasukan UNIFIL yang selalu menyentuh sisi
tersebut secara langsung, utamanya pada anak-anak. Peacekeeper Indobatt selalu berusaha mengembalikan keceriaan
anak-anak Lebanon dengan permainan-permainan khas Indonesia, seperti balap
karung, memasukkan paku ke dalam botol, lomba kecepatan membawa sendok yang
diisi kelereng, lalu membagi-bagikan boneka teddy.
Anak-anak di daerah konflik memang
mengalami trauma mendalam, oleh sebab itu mereka memerlukan dukungan moral
positif untuk bisa kembali melukis senyum di wajah mereka. Dukungan moral
positif tersebut tak harus berbentuk nasehat-nasehat dan ceramah yang membosankan.
Anak-anak selalu lebih suka hal yang lebih menyenangkan. Dari wacana tersebut,
hendaknya para peacekeeper bisa
mengambil kesempatan untuk terus memasukkan unsur-unsur ke-Indonesia-an pada
setiap kegiatan. Misalkan pada kegiatan mewarnai, para peacekeeper bisa menggunakan gambar-gambar bercorak alam atau
budaya nusantara, sembari menjelaskan bahwa gambar tersebut adalah salah satu
kekayaan Indonesia.
Dongeng barangkali juga bisa menjadi materi yang menarik. Dongeng adalah cara ampuh untuk menumbuhkan human touch atau sentuhan manusiawi kepada anak. Menurut Kak Agam (2008:1), keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu, pendongeng dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca sebelum mendongeng.
Tentu kita ingat dengan Pak Raden yang
suka mendongeng sembari membuat ilustrasi. Hal itu bisa ditiru para peacekeeper untuk menyampaikan
pesan-pesan dan semangat kepada anak-anak. Para peacekeeper juga bisa melakukan read
aloud, yaitu mendongeng dengan membacakan sebuah buku kepada anak. Dengan
cara seperti ini, maka akan terbangun keakraban, karena ada sentuhan atau
kedekatan. Yang perlu diperhatikan dalam read
aloud adalah mencari cerita yang happy
ending agar anak-anak dapat terbiasa dengan sesuatu hal yang indah sehingga
hidupnya akan mudah tersenyum. Dengan senyum maka waktu anak akan berkualitas
sehingga mereka akan senang dan pengalaman yang menyenangkan sehingga di otak
mereka akan terekam bahwa membaca itu seru dan hidup merupakan suatu hal yang
tak perlu ditakuti. Peacekeeper bisa
menanamkan ke benak anak-anak bahwa perang adalah sesuatu yang merugikan dan
perdamaian dunia adalah sesuatu yang tak mustahil untuk diciptakan.
Dalam rangka memperingati International Day
of United Nations Peacekeepers pada tanggal 29 Mei, pasukan
pemelihara perdamaian Indonesia harus selalu kreatif dan inovatif melukis
senyum anak-anak daerah konflik. Mereka harus bertindak sebagai orangtua kedua
dan sahabat karib. Anak-anak ibarat pohon yang akan terus tumbuh, untuk itulah
doktrin perdamaian hendaknya ditanamkan lebih dini pada pikiran-pikiran yang
masih lugu dan suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar