Kadang gue beli buku karena kesengsem sama cover atau blurb-nya aja. Biasanya editor emang terlalu lebay dan dahsyat bikin dua item itu buat narik pembeli. Oke oke, gue berusaha ngerti kalo itu adalah strategi marketing meski terkadang gue kena zonk. Kenapa zonk? Karena isi ceritanya ternyata flat aja, nggak bisa bikin gue klimaks apalagi orgasme.
Dulu gue fans berat fiksi, tapi setelah nemu buku tulisan Andi Arsana dan Indra Herlambang, gue jadi pengidola sejati buku-buku catatan perjalanan atau catatan harian. Genre tersebut sering bikin gue tersentil dan jadi merasa bodoh karena nggak pernah peka sama lingkungan. Jika saja mau lebih sensitif, mungkin gue udah jadi author sejak dulu. Wakwakwakwak :D
sumber foto: dok. pribadi |
CINCIN MERAH DI BARAT SONNE
sumber foto: dok. pribadi |
Emang beda kalo sebuah buku ditulis oleh amatir dibanding jika buku tersebut ditulis oleh profesional yang sangat expert di bidangnya. Gue beli buku ini sekitar tahun 2011.Yep, I Made Andi Arsana adalah putra daerah Bali yang sedang ikut penelitian geospasial di Samudera Hindia dengan kapal Sonne. Ia bergabung dengan ilmuwaan-ilmuwan asing untuk memetakan dasar laut.
Buku ini pinter! Gue jadi banyak tahu hukum batas laut tanpa harus migrain mencerna bahasa-bahasa yang bikin puyeng. Andi Arsana cukup rendah hati untuk tidak menggunakan bahasa kajian ala profesor. Banyak sekali humor dalam buku ini, tapi humor cerdas yang bisa bikin gue ngakak guling-guling.
Dalam buku ini gue jadi tahu kalo Andi Arsana barangkali adalah generasi satu-satunya dari dua ratus juta anak Indonesia yang ngerti soal hukum laut jika Prof. Hasjim Djalal (bapaknya Dino Patti Djalal) meninggal. Dalam The Jakarta Post edisi 3 September 2008, Andi Arsana mengungkapkan kegelisahannya soal kurangnya kaderisasi pakar hukum laut di Indonesia.
![]() |
sumber foto: www.madeandi.com |
... bahwa Prof. Hasjim Djalal adalah salah satu 'putra terakhir' Indonesia yang memiliki kepakaran hukum laut mumpuni. Sebagai bangsa besar yang berbentuk kepulauan, negeri ini memerlukan lebih banyak kader yang menekuni hukum laut.Gue rekomendasiin banget buku ini bagi orang-orang yang demen bacaan inspiratif. Inspiratifnya nggak maksa, soalnya based on true story yang ditulis dengan gaya bahasa menyenangkan. Hal baik yang gue ambil dari buku ini adalah menjadi profesor itu asyik dan tidak harus botak.
sumber foto: dok. pribadi |
Rating: 5/5
KICAU KACAU
sumber foto: dok. pribadi |
Percaya nggak sih kalo si Indra Herlambang, seorang host infotainment gosip bisa nulis buku secerdas ini?
Don't judge the book by its cover. Jangan nilai Indra Herlambang cupu dari penampilannya yang agak-agak nerd dan melambai. Buku ini langsung mengubah penilaian gue akan sosok Indra hingga akhirnya gue memutuskan sebagai FANS BERAT Indra.
Buku ini bertema lifestyle. 100% nggak mainstream. Mengangkat hal-hal kecil yang sering tidak diperhatikan. Indra bisa membuktikan bahwa setiap kejadian kecil pasti punya hikmah yang bisa dijadiin pelajaran berharga, bahkan dari peristiwa-peristiwa nggak penting sekalipun. Beberapa artikel tulisanya juga mengkritisi suatu hal yang bagi gue punya efek dramatis jleb banget.
Waktu adalah uang. Dan yang berjalan lambat akan tinggal di belakang. Ini yang selalu kita amini dalam hati. Coba saja untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: kapan terakhir kali Anda berjalan kaki dengan sangat santai? Kapan terakhir kali Anda tidak mendengar suara klakson menjerit saat lampu merah baru saja berganti warna ke hijau? Kapan terakhir kali Anda tidak menggerakkan mouse ke kanan-kiri saat halaman internet yang ingin dikunjungi terbuka dengan kecepatan minimal?
sumber foto: dok pribadi |
Pokoknya buku ini bener-bener pecaaahhhh!!! Bahasanya nggak jauh-jauh sama gaya Indra pas bawain acara Insert. Pedes-pedes ngocol. Pada beberapa tulisannya, Indra berhasil sukses 'nampar' gue sampe bonyok babak belur.
![]() |
sumber foto: www.tribunnews.com |
Rating 5/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar