Sabtu, 04 Januari 2014

MENTERI PEMBERDAYAAN ORANGTUA UNTUK MENCIPTAKAN GENERASI UNGGUL MASA DEPAN


Generasi muda adalah bagian tak terpisahkan dari generasi tua. Keduanya adalah darah daging yang tidak bisa diputus turunan dan warisan gen-gennya. Generasi tua Indonesia sekarang bisa dibilang payah. Memang tidak semuanya. Ibaratnya seperti majas sinekdok pars pro toto, sebagian untuk keseluruhan. Satu salah, kena semuanya. Pemberitaan di media pun cukup mempengaruhi opini masyarakat tentang kebobrokan generasi tua.

Masalah di Indonesia memang sangat kompleks dan ruwet. Sebab musabab suatu hal tidak bisa diputuskan karena satu kejadian begitu saja. Tapi semua pasti akan setuju jika anak baik lahir dan tumbuh dari keluarga yang baik. Dari sinilah kita harus mulai berbicara serius tentang arti penting sebuah keluarga.

“Perkembangan jiwa dan sosial anak kadang-kadang berlangsung kurang mantap akibat orangtua tidak berperan selayaknya. Naluri kasih sayang orangtua terhadap anaknya tidak dapat dimanifestasikan dengan menyediakan sandang, pangan, dan papan secukupnya. Anak-anak memerlukan perhatian dan pengertian supaya tumbuh menjadi anak yang matang dan dewasa.” (Depdikbud, 1993 : 12 ).

Orangtua yang pengangguran memang bisa menimbulkan dampak tak menyenangkan bagi tumbuh kembang anak, namun orangtua yang bekerja dan berlatar belakang pendidikan tinggi pun juga tak selamanya bisa menangani anak dengan segala problema-problema yang dihadapinya, apalagi di jaman yang semakin keras dan aneh ini. Akhirnya muncul begitu banyak larangan yang dibebankan pada anak karena ketidakmampuan orangtua mengawasi mereka secara utuh. Satu sisi baik, bisa mengerem hawa-hawa negatif  jaman, namun di sisi lain bisa pula timbul pengekangan inisiatif dan kreatifitas secara tidak disadari.

Sepertinya ilmu parenting harus mulai menjadi perhatian pemerintah. Parenting adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah pola seorang anak dan bagaimana orangtua seharusnya menyikapi. Pola asuh orangtua kepada anak memang hak asasi masing-masing keluarga. Namun demi terciptanya generasi muda Indonesia yang unggul dan bisa menjawab tantangan masa depan, barangkali perlu dibentuk Menteri Pemberdayaan Orangtua. Memang terdengar nggak biasa, namun faktanya menjadi orangtua juga perlu skill dan seni yang mumpuni, tidak cukup hanya mengandalkan naluri dan intuisi.


Jika masalah orangtua sudah beres, maka nasib generasi muda pun akan semakin mudah pula dibereskan. Anak-anak tinggal dipoles menjadi sosok-sosok yang hebat. Hebat sendiri banyak macamnya. Manusia adalah makhluk terbatas, sementara masa depan adalah hal yang tak terbatas. Who knows the future? Ramalan tentang masa depan memang bisa diprediksi, tapi juga tidak perlu memaksa anak-anak menjadi manusia serbabisa, sebab secara masuk akal pun sudah tidak masuk akal.

Generasi muda hanya harus belajar siap. Siap yang bagaimana? Tentu saja siap menghadapi tantangan-tantangan jaman, siap berkompetisi, siap berinovasi, dan siap menjadi manusia yang berkualitas.

Lalu bagaimana caranya?

Jawabannya adalah fokus menggali.

Seperti yang sudah dikatakan di atas, manusia adalah makhluk terbatas meski beberapa orang ditakdirkan lahir multi-talented. Tiap anak pasti punya minat pada suatu bidang. Tidak mungkin, misalnya, dalam satu kelas semua anak mempunyai minat dan passion yang sama. Jika ada sepuluh saja anak yang menyukai minat berbeda mau serius fokus terhadap minatnya masing-masing tersebut, hingga akhirnya mampu mencetak prestasi gemilang karena kefokusannya, maka pihak sekolah bisa mendapat cukup banyak medali dan kemenangan. Jika kita menghitung generasi muda Indonesia yang berjumlah puluhan juta, bayangkan berapa banyak almari kaca yang diperlukan untuk menyimpan semua piala dan medali yang dihasilkan tersebut.


Berangkat dari pemikiran tersebut, hal itu tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan pemerintah pula. Pemerintah sebagai fasilitator utama sekaligus sebagai penyedia dana terbesar pendidikan hendaknya juga menyediakan sarana-sarana penunjang. Tidak hanya menyediakan, tapi juga memeratakan, agar anak-anak dari pedalaman Sumatera hingga Papua mampu fokus dan menggali minat-minat mereka secara lebih dalam. Kreatifitas dan kemandirian pun akan semakin terbangun dalam diri masing-masing generasi muda. Jika sudah kreatif dan mandiri, bangsa Indonesia pun akan bisa memimpin negerinya sendiri secara lebih independen dan unggul.

Tak lengkap rasanya jika prestasi gemilang tak diikuti dengan kesalehan. Di tengah etika dan moral Indonesia yang kini lemah, maka kesalehan sosial harus hadir sama besarnya dengan kesalehan individu dengan Tuhan-nya. Pelajaran-pelajaran masa kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain, membantu nenek menyeberang jalan, bergotong royong membangun jembatan, atau menolong teman yang jatuh dari sepeda, perlu diulas ulang pada jenjang sekolah yang lebih tinggi, tentunya dengan contoh-contoh kejadian berbeda yang sesuai dengan tingkat kedewasaan.


SOSOK DINO PATTI DJALAL

sumber: wartaekonomi.co.id

Dino Patti Djalal merupakan salah seorang di antara sebelas tokoh yang menjadi peserta Konvensi Capres Partai Demokrat. Dino dinilai sebagai sosok yang gantleman. Hal tersebut terbukti dari langkah Dino yang mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat. Keputusan itu diambil Dino sejak dirinya resmi menjadi peserta konvensi. Dia juga dianggap sosok bersih. Buktinya, Dino menjadi satu-satunya peserta Konvensi Capres Partai Demokrat dan yang pertama yang melaporkan rekening kampanyenya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dino mengaku tidak merasa khawatir jika elektabilitasnya rendah karena ia jarang road show keliling Indonesia. Bagi Dino, hal terpenting adalah masyarakat Indonesia memahami  gagasan 'Nasionalisme Unggul 4521' yang diusungnya. Nasionalisme Unggul 4521 adalah suatu semangat, etos hidup, karakter bangsa, sekaligus resep sukses yang dapat membuat bangsa Indonesia melesat menjadi raksasa Asia. Di abad 21, merdeka saja tidak cukup, berdaulat saja tidak cukup, kita harus unggul di dalam, unggul di luar. Semangat 45, Unggul Abad 21.
Dino mempunyai enam jurus sakti yang diyakininya bisa membuat Indonesia lebih unggul. Pertama, nasionalisme unggul. Menurut Dino, seluruh rakyat tentu cinta Indonesia dan mempunyai nasionalisme. Cara terbaik mendedikasikan diri adalah memberikan konsep pembangunan untuk Indonesia. Indonesia kaya akan semangat, tapi miskin dalam konsep
Kedua, internasionalisme unggul. Dino berpendapat kekayaan Indonesia tidak terletak hanya pada sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Dunia juga bagian dari kekayaan yang harus diperah. Kita harus lihat dunia bukan sebagai ancaman, tapi lahan dan peluag. Menurutnya, bangsa yang bisa merangkul dan meraih dunia bakal menjadi pemenang. Yang paling penting adalah harus jauhi sikap anti asing. Sikap anti asing bisa jadi racun untuk jadikan Indonesia unggul.
Ketiga, meritokrasi. Dino menjelaskan, meritokrasi adalah sistem yang mengacu pada kemampuan individu. Dia berharap meritokrasi dapat menjadi agenda besar 5-10 tahun mendatang. Menurutnya, demokrasi dan meritokrasi harus disandingkan pada pemilu 2014.
Keempat, regulasi pintar. Dino mengatakan, nasib bangsa saat ini dapat diubah melalui regulasi yang baik. Pasalnya, ratusan regulasi yang ada saat ini menyumbat produktivitas Indonesia. Meskipun dia mengakui ada juga regulasi yang baik dan tepat.
Kelima, pendidikan dan inovasi. Dino menyatakan, sejarah membuktikan bahwa pendidikan dan inovasi dapat menjadikan sebuah negara unggul. Presiden 2014 nanti harus jadi presiden pendidikan dan inovasi. Sistem pendidikan harus lebih diperhatikan.
Keenam, leadership (kepemimpinan). Menurut Dino, kepemimpinan merupakan kunci bagi terwujudnya Indonesia unggul. Dino ingin melihat anak-anak muda yang idealis, reformasi maju, dan mau ambil risiko.
Dino memang punya gairah terbesar dalam urusan pemuda. Sejak 2008, ia telah mendirikan Innovative Leaders Forum untuk mempromosikan kepemimpinan inovatif dari semua sektor masyarakat Indonesia. Forum telah mengadakan serangkaian seminar publik yang muncul menampilkan pemimpin dalam bidang: tata pemerintahan daerah, pendidikan, pekerja perdamaian, kesehatan, reformasi birokrasi, kewirausahaan, Islam moderat, dan perubahan iklim.
Selain mengedepankan etika dalam berpolitik, Dino dinilai sebagai tokoh muda yang berintegritas dan cerdas. Dino masuk sebagai 500 tokoh muslim yang paling berpengaruh di dunia versi Royal Islamic  Strategic Studies Centre di Jordania. Dino juga penggagas modernisator yang ingin bangsa ini baik level ke bangsa yang maju dan disegani di Asia.
Dino menikah dengan Rosa Rai Djalal, dan mereka diberkati dengan tiga anak: Alexa, Keanu dan Chloe. Rosa adalah seorang dokter gigi, lulusan Universitas Indonesia dan dilatih di Columbia University. Dia juga menjalankan sebuah sekolah dasar yang memberikan pendidikan, bebas biaya, kepada anak-anak dari keluarga miskin di Cilegon, Jawa Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar