Gue pikir dia abis kesetrum atau nemu kecoak, tapi ternyata enggak. Tapi karena rayap. Waktu dia nyapu-nyapu di kamar sebelah yang gue fungsiin sebagai tempat penyimpanan, dia heboh karena nemuin koloni rayap yang nyerang kardus tempat gue nyimpen buku-buku berharga.
Dan guepun ikut histeris.
Buru-buru kami ngecek kardus bagian dalam, dan OMG, di sela-sela buku bejibun banget rayapnya. Puluhan buku kesayangan gue dikerikiti, dimakan mentah-mentah sampe banyak halaman yang rusak. Rasanya patah hati banget.
Ini salah satu buku yang rusak parah, padahal bukunya bagus banget. Sebuah kumpulan novelet tentang cinta. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini. Lihat bagian dalam bukunya, udah rusak dilahap rayap-rayap jahat T___T
Setelah gue googling, ternyata semua rayap makan kayu dan bahan berselulosa, tetapi
perilaku makan (feeding behavior ) jenis-jenis rayap bermacam-macam. Hampir
semua jenis kayu potensial untuk dimakan rayap. Bagi rayap subteran (bersarang dalam tanah tetapi dapat mencari makan
sampai jauh di atas tanah), keadaan lembab mutlak diperlukan. Hal ini
menerangkan mengapa kadang-kadang dalam satu malam saja rayap Macrotermes dan Odontotermes telah mampu menginvasi
lemari buku di rumah atau di kantor jika fondasi bangunan tidak dilindungi.
Nah, di sini masalahnya. Rumah yang gue tinggali adalah rumah dinas yang gue kagak tau riwayat pembangunannya. Rumah gue udah tua dan turun temurun. Hawanya memang lembab karena deket banget sama bukit. Setelah kejadian itu gue jadi suka nyoret-nyoretin tembok dan lantai rumah pakek kapur serangga. Suatu saat gue bakal piara trenggiling jugak buat beresin koloni-koloni rayap yang mendongkolkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar