BALADA NILAI TRY OUT

Try out adalah ritual yang pasti selalu ada menjelang ujian nasional. Di sekolah saya, siswa kelas XII sudah enam kali melaksanakan try out. Tiga kali try out MKKS, satu kali try out dari Jawa Pos, dan dua kali try out yang dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah.

Sudah saya ceritakan di sini bahwa saya menjadi Plt wali kelas dari sebuah rombel yang terkenal paling susah diatur seantero sekolah. Sebandel-bandelnya anak saya, tapi ya tetap sayang juga, bahkan jujur lebih saya prioritaskan, utamanya pelajaran bahasa Indonesia yang juga menjadi salah satu materi ujian nasional.

Tapi ternyata kelas saya memang terbukti kurang andal. Dari beberapa hasil try out, pernah tak ada satu pun lulus. Jelas saya kecewa, juga malu, sebab kelas-kelas lain pasti ada saja yang lulus meskipun hanya satu atau dua anak. Jalan yang saya tempuh tentu memberi motivasi lebih agar mereka mau mengerjakan latihan-latihan soal dengan fokus, jangan malu-maluin kelas, ingat orangtua yang selalu susah payah membiayai, blah blah blah. Pada try out terakhir minggu lalu, akhirnya lima orang di kelas dinyatakan lulus. Ya, hanya lima orang dari 29 siswa. Belum maksimal, tapi saya bangga, berarti mereka sudah mau mendengarkan ceramah saya.

salah satu lembar hasil try out

Tapi saya juga sempat down. Meskipun lulus, nilai mereka tidak benar-benar bagus hingga membuat mereka cukup aman. Saya sedih. Dalam kondisi seperti ini, pasti guru yang akan dikomplain. Bahkan banyak yang bilang 'tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanya guru yang gagal'. Apa benar saya gagal? Apa benar saya yang salah?

Demi menjawab penasaran tersebut, hari ini saya pun meminta siswa untuk menuliskan kesan, pesan, saran, juga kritik selama saya mengajar kelas tersebut. Hari ini juga merupakan hari terakhir mereka menerima pelajaran bahasa Indonesia, sebab mulai Jumat mereka sudah libur untuk memasuki hari tenang. Alhamdulillah, semua kesan baik. Ada juga saran agar saya bisa lebih killer :D

Ya, pada akhirnya saya meyakini bahwa kesuksesan akan selalu ada di tangan mereka sendiri, bukan di tangan saya atau orang lain.


Sementara itu di lain tempat...

Saya dibikin bahagia oleh Yofi. Yofi adalah murid privat saya. Kelas 6 SD yang sekarang juga lagi hectic mempersiapkan diri untuk ujian akhir. Sudah hampir setahun saya mendampinginya, tepatnya ketika ia mulai masuk kelas 6.

Hasil try out nya cetar membahana. Matematika bahkan mendapat seratus bulat. Saya takjub, ini peningkatan luar biasa, sebab di kelas Yofi adalah siswa standard, hanya sekali saja berhasil masuk 10 besar. Dia memang anak yang gigih dan lebih mudah diatur, jadi saya lebih bisa mengarahkan. Memang, kebahagiaan terbesar bagi guru adalah ketika siswanya berhasil. Tidak ada yang lain. Terimakasih kepada orangtua serta guru kelasnya yang pasti sudah memberikan didikan terbaik untuknya.