Senin, 11 Mei 2015

GOODBYE MY KIDS

Tangis saya pecah.
Saya mewek di depan panggung.

Perpisahan kelas XII membuat saya nangis bombay. Saya tidak mampu menahan perasaan ini, saya ingat betul bagaimana susah payah mereka melaksanakan intruksi kepala sekolah untuk membuat seragam wisuda itu, saya ingat betapa jungkir baliknya kami berjuang agar seragam itu bisa mereka pakai. Ya, kelas mereka menjadi satu-satunya kelas yang tidak mampu melaksanakan perintah untuk memakai jas, sebab uang mereka sudah habis, sudah tidak mampu iuran lagi. Kami sudah bertekad, jika kami dihukum karena itu, kami akan menanggung hukuman itu bersama-sama.

Dan lihatlah, kelas yang sering dianggap 'tidak ada' telah membuktikan dirinya. Meski pakaian wisuda mereka menjadi yang paling sederhana, tapi kelas ini menjadi satu-satunya kelas yang 100% siswa-siswinya kompak memakai kebaya dan kemeja yang sama. Satu-satunya! Kekompakan itulah yang berharga, persaudaraan itulah yang tidak bisa dibeli. Itulah yang membuat saya tersedu-sedu.

Mereka adalah anak-anak saya, belahan jiwa saya, yang membuat saya mengerti bahwa hidup tak selamanya harus menaati aturan. Yang mengajari saya bagaimana tetap tegar meski kerap dianggap tak sejajar, tetap tabah meski tak dijamah, dan tetap kuat meski tak pernah dilihat.




4 komentar:

  1. Selamat atas wisuda anak-anaknya ya bu guruuu! Semoga memperoleh masa depan yang cemerlang!

    BalasHapus
  2. wah.. bu guru.. salam kenal ya :)

    BalasHapus
  3. Selamat untuk kelulusan anak-anak didiknya Mbak :)

    BalasHapus
  4. selamat berpisah bu hehe bu guru pasti akan merasakan kangen kepada anak didiknya kan bu? hehe
    paturai tineung

    BalasHapus