Sabtu, 27 Juni 2015

BANYAK HOMEVISIT BANYAK REJEKI

Menjalin hubungan baik dengan wali murid sebenarnya bukanlah suatu hal yang susah, tapi kadang kesibukan membuat kita lupa untuk sekadar menyapa mereka. Padahal berteman dengan wali murid akan memberi keuntungan bagi guru.

Homevisit adalah salah satu kegiatan di sekolah saya mengajar jika mendapati siswa yang agak susah diatur. Bentuk tindakan susah diatur di sini kebanyakan adalah bolos. Ada siswa yang kerap tidak masuk sekolah tanpa keterangan, tidak hanya sehari-dua hari, tapi sampai berminggu-minggu. Homevisit bisa menjadi cara pihak sekolah untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi.


Contohnya siswa saya yang satu ini. Sebut saja namanya Budi. Dia anak yang pintar dan cerdas, tapi salah pergaulan. Pintar di sini maksudnya ia memang menguasai pelajaran sains, matematika ia bisa dapat nilai bagus tanpa harus repot-repot belajar, sedangkan cerdas lebih menjurus pada kemampuannya memecahkan keruwetan di lingkungan teman sekelasnya. Dia bagai diplomat yang mampu memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Berbulan-bulan dia tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Ketika orangtua ditelepon, orangtua bilang bahwa setiap hari ia berangkat sekolah. Yap, berangkat sekolah tapi tidak pernah sampai sekolah, itulah yang terjadi. Hingga sampai ujian nasional di depan mata, ia tak juga menampakkan batang hidungnya, bahkan sama sekali ia tak ikut ujian praktek. Di manakah dia? Ternyata terlalu asyik memreteli motor dan memodifikasinya bersama teman-teman bolosnya dari sekolah lain. Saya kesal, dia tidak menunjukkan skala prioritas untuk mempersiapkan ujian nasional. Tapi saya pun tidak boleh buta, akhirnya saya tahu bakat dan minatnya di bidang otomotif.


Saya pun mendatangi rumahnya bersama beberapa teman sekelas, berusaha untuk mengajaknya kembali masuk sekolah dan memperbaiki citra kelas yang buruk yang telah ia sebabkan. Kondisi rumahnya bisa dibilang bagus dan mapan. Oke, lupakan masalah ekonomi, Budi bukan berasal dari keluarga yang tidak mampu. Saya bertemu kedua orangtuanya. Hati saya sesak ketika melihat ibunya tersedu-sedu, yang berusaha tetap membela anaknya meski nyata-nyata berkelakuan kurang disiplin. Di hadapan Budi yang membeku, saya berusaha lucu. Saya ingin dia tahu kalau saya bukan anjing galak. Kejadian itu tidak akan pernah saya lupa sebab itulah saya pertama kali menemui anak sekolah yang bahkan harus diseret dulu agar mau masuk sekolah. Ini kejadian unik dalam hidup saya sebab dulu saya bersekolah di SMA terbilang favorit dan tak pernah ada pelanggaran parah.

Setelah kejadian itu, saya pun menemukan hal baru bahwa mengunjungi rumah siswa adalah hal yang menyenangkan, Saya bisa tahu kondisi keluarga siswa sehingga bisa menentukan sikap ketika mendapati mereka bermasalah di sekolah. Di samping itu, layaknya silaturahim pada umumnya, saya bisa mendapat lebih banyak rejeki. Menjalin hubungan baik dengan wali murid pun kerap membuat saya dihadiahi sesuatu, dari makanan hingga baju-baju.

hadiah cinderamata dari Thailand

hadiah kebaya 


1 komentar:

  1. Wah, lumayan juga kalau sampai dapat hadiah dari wali murid karena banyak melakukan homevisit.

    BalasHapus