MENJADI TETANGGA IDAMAN SEMUA TETANGGA

Tetangga adalah orang terdekat kita, bahkan bisa lebih dekat daripada keluarga sendiri. Banyak tetangga yang baik hati, ada juga yang rese minta ampun. Jangan-jangan tetangga yang rese itu malah kita sendiri. Hayoooooo...

Dinamika bertetangga memang tak akan pernah habis jadi cerita. Inilah hal-hal yang saya belajar hindari dalam rangka berusaha menjadi tetangga idaman semua tetangga :D

1. TIDAK KEPO

Seringkali kita mendengar ribut-ribut di sebelah rumah, bisa ribut suami-istri, atau orangtua sedang marahi anak-anaknya yang lagi bandel. Tidak perlu buru-buru keluar rumah dan nanyain ada apa. Orang yang sedang emosi paling nggak enak kalo diajak ngobrol. Bisa-bisa malah kita yang kena caci karena dianggap mencampuri urusan rumahtangga orang. Kecuali kalo ribut-ribut itu disertai teriakan minta tolong, maka bergegaslah dobrak pintunya.

Kadang kita juga penasaran ketika kendaraan tetangga mulai distarter. Duh, mau ke mana ya mereka. Ada beberapa tipikal tetangga yang kurang suka ditanyai. Misalnya mereka mau pergi beli sate, kalo ditanyai begitu kan mereka jadi waswas karena nggak bisa ngajak kita makan enak. Kayaknya akan lebih sip kalo kita bilang hati-hati di jalan aja. Kecuali kalo tetanggamu itu adalah adalah pacarmu.

Kekepoan juga biasa terjadi ketika tetangga beli perabotan baru. OMG! Nggak usah deh tanya-tanya dapat uangnya dari mana. Mau mereka kredit kek, mau beli tunai kek, kan belinya pakai keringat mereka sendiri. Kalaupun tetangga mampunya beli secara kredit ya nggak usah dihina-hina, kalaupun belinya tunai ya nggak usah iri dengki.

2. TIDAK NYINYIR

Ada beberapa tetangga yang suami istri semuanya bekerja sehingga halaman rumah kurang terawat dan jarang dibersihkan. Daun-daun berserakan dan tidak disapu memang terlihat kurang sedap dipandang. Sebaiknya tidak usah nyinyir ke tetangga lainnya, apalagi sampai bikin isu kalo anggota keluarga rumah yang kotor tersebut pada pemalas. Selama daun-daunnya tidak turut mengotori rumahmu, please deh mending nggak usah didramatisasi. Suatu waktu pemilik rumah pasti akan membersihkannya juga kok. Kadang mencari waktu luang untuk sekadar membersihkan rumah itu tidak mudah loh. Posisikan diri kita sebagai mereka yang betul-betul sibuk mencari nafkah.

Barangkali ada juga tetangga yang memang jarang keluar rumah. Jarang nggosip bareng, dan jarang ikut kegiatan komplek setempat. Meski manusia adalah makhluk sosial, akan tetap ada orang-orang introvert dan tidak suka membuka diri. Menurut saya, tipe tetangga seperti itu juga nggak usah dinyinyirin. Siapa tau dia jarang keluar rumah karena sibuk berdzikir, sibuk mendekatkan diri kepada Allah, atau mungkin tetangga tersebut online freelancer yang harus mantengin laptop sepanjang hari. Selama dia sehat wal afiat, tidak terduga aneh dan teroris, maka biarkan dia menekuni apapun di dalam rumahnya sendiri.

3. TIDAK EMBER

Ada bau masakan gosong dari tetangga, diomongin ke orang sekomplek. Ada tetangga pinjem charger terus lupa dibalikin, diomongin ke orang sekomplek. Ada anak tetangga yang pulang kemaleman, diomongin ke orang sekomplek. Ada tetangga berselisih dikit sama mertua, diomongin juga ke orang sekomplek. Kadang masalah rumahtangga yang kecil bisa jadi besar karena mulut-mulut ember tetangga lainnya. Mungkin masakan gosong karena nggoreng tempe disambi setrika baju, akhirnya kelupaan. Mungkin lama balikin charger karena lagi abis pergi beli susu anaknya ke swalayan. Mungkin anaknya pulang kemaleman karena nggak dapet angkot. Mungkin berselisih sama mertua karena lagi debatin jalan cerita sinetron Cinta Di Langit Taj Mahal yang semakin aneh. Who knows?

4. TIDAK PELIT

Tetangga pinjam arit, kasih. Tetangga pinjam cangkul, berikan. Tetangga pinjam tikar, suruh bawa. Kita lagi masak gule, beri semangkok. Kita lagi panen rambutan, beri dua ikat. Kita abis gajian, ajak beli bakso. Orang pelit itu nyebelin, makanya kita nggak usah ikut-ikutan pelit juga. Semakin kita banyak memberi, tetangga akan semakin sayang. Tapi tetap ingat ya, beri selalu tetangga apapun dengan kualitas terbaik. Ada loh kita ngasih kue setoples tapi karena kuenya nggak terlalu enak, nama kita malah jadi tercemar di seluruh komplek. Yaaa, namanya juga tetangga. Pasti ada aja yang diomongin :D