Rabu, 18 November 2015

MEMBUAT BRAND HIJAB SENDIRI

Menjadi bos dan memiliki merk dagang sendiri bukan hal yang sulit lagi di tengah maraknya industri kreatif. Dengan sedikit modal, setiap orang bisa mengembangkan usahanya tanpa harus jadi reseller atau dropshipper. Salah satu bisnis yang paling gampang untuk dibikin brand sendiri adalah jualan hijab. Gimana sih caranya? Berikut gambaran sederhananya.




1. SIAPKAN NAMA MERK

Merk hijab biasanya nggak jauh-jauh dari nama perempuan Islami. Pilih nama yang unik, nggak pasaran, mudah diingat, dan mudah diucapkan. Lebih baik jika dalam nama merk tersebut juga mengandung doa atau arti yang baik. Menggunakan merk dengan nama sendiri juga boleh. Yang penting namanya terdengar komersil. Hehehe, coba deh inget-inget, orang pasti lebih pilih beli sesuatu yang bermerk Zivana daripada Tutik.

source

2. BIKIN BRAND TAG

Meski kamu nggak punya pabrik, tapi kamu sudah bisa dianggap CEO jika punya label. Brand tag ini penting untuk menandai bahwa hijab yang mereka beli adalah yang kamu produksi. Bikin label di mana? Biasanya sih di orang-orang yang menyediakan jasa desain dan printing. Buat label dengan ukuran kecil tapi masih cukup mudah terbaca. Kenapa harus kecil? Lha kan kita lagi mau ngelabelin hijab, kalo labelnya kegedean malah ganggu penampilan pemakainya.

source

3. BELANJA KAIN

Saatnya hunting ke toko kain. Sebagai hijabers, tentunya kamu bisa lebih paham bahan kain apa saja yang nyaman dipakai. Saya pribadi suka sama kain yang ringan dan model kusut, sebab lebih mudah dibentuk dan nggak licin. Kalopun buru-buru juga nggak harus rempong nyetrika, Motif dan warna kain bisa menjadi branding, misalnya Ria Miranda yang selalu bermain di warna-warna pastel. Nah, kain yang kamu pilih juga bisa jadi ciri khas hijab yang kamu jual. Misalnya kamu hanya menjual hijab spesialis motif bunga-bunga, spesialis warna-warna gonjreng, atau spesialis hijab syar'i.

source

4. POTONG, NECI, PASANG BRAND TAG

Kalo kamu beli kain dalam bentuk bal-balan, pasti kamu yang akan motongin sendiri kainnya. Pastikan ukuran hijab tidak terlalu pendek juga, yang lebih panjang dan lebar biasanya lebih disukai karena bisa dimacem-macemin. Setelah itu jahit tepian kain agar lebih rapi, alias neci. Tepian kain ini biasanya juga bisa jadi faktor penting orang-orang mau beli atau tidak, sebab yang expert sama hijab bisa menilai kualitas cuma dari tepian kain. Kamu bisa neci di tukang jahit yang berpengalaman atau beli mesin neci sendiri. Setelah itu pasang label hijab yang sudah kamu bikin. Taraaaaa, you've your own brand.

source

5. TENTUKAN HARGA

Penentuan harga biasanya harus lihat dulu target pemasaran. Kalo targetnya mahasiswa dan ibu-ibu rumahtangga, nggak mungkin pasang harga 100 ribu rupiah per biji. Mungkin akan tetap ada yang beli, tapi nggak banyak. Beda lagi kalo sasarannya adalah hijabers sosialita atau ibu-ibu pejabat. Intinya sih tentukan harga tengah, di mana masyarakat tetap bisa beli tapi kamu juga bisa meraup cukup banyak untung.

source

5. JUAL

Jika belum punya lapak offline, maka jualan online adalah hal yang paling mungkin. Penjualan juga bisa dilakukan dengan pemesanan dari mulut ke mulut. Rajin-rajin juga ikut bazaar, sebab di situ merk dagangmu akan semakin dikenal orang. Syukur-syukur kalo punya dana buat sewa booth di mall-mall. Masih banyak lagi strategi-strategi penjualan yang cukup mudah dipraktikkan.

source

6 komentar:

  1. ini yah tips untuk usaha sendiri

    BalasHapus
  2. mimito bikin brand hijab sendiri juga kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, iya Mbak. Dulu sih, sekarang udah enggak jalan lagi. Gak bisa handle karena ketimpuk kesibukan lain :D

      Hapus
  3. Waaah tips nya lengkap, singkat .. Terima kasih yaaa share nya
    Jualan hijab juga kah ?

    BalasHapus