Jumat, 29 Januari 2016

MEMPERSIAPKAN UJIAN PRAKTIK DRAMA

Praktik drama merupakan salah satu mata ujian praktik bahasa Indonesia bagi kelas XII. Namun tak jarang, praktik drama tersebut jadi amburadul karena persiapan yang tak matang. Apa saja sih persiapan yang harus dilakukan sebelum ujian praktik drama agar mendapat nilai maksimal?




1. KUALITAS NASKAH

Drama yang bagus berasal dari naskah yang bagus. Ada sekolah yang mengijinkan naskah drama tinggal ambil dari situs web, ada pula yang mangharuskan naskah drama dibuat sendiri oleh kelompok yang bersangkutan. Apapun ketentuannya, hendaknya tidak perlu memilih naskah drama yang terlalu panjang, sebab akan menyulitkan pemain sendiri. Menghafal dialog yang terlalu panjang malah akan menimbulkan rasa stres, sehingga pada saat tampil dialog yang sudah dihafal malah buyar tak karuan. Jumlah pemain juga harus pas disesuaikan dengan kebutuhan naskah, lebih baik tidak ada pemain yang memainkan dua peran, semata-mata agar pemain tersebut fokus pada satu karakter. Ciri lain dari naskah yang bagus adalah di mana alur dan plot bisa kelihatan. Saya pribadi akan memberi nilai lebih bagi drama yang bagian eksposisi, konflik, klimaks, dan antiklimaks terasa nampol.

2. PILIH YANG KOLOSAL

Kolosal di sini yang saya maksud adalah melibatkan properti yang sedikit ruwet. Ya, ruwet tapi bagus. Drama panggung dan sinetron jelas berbeda. Pada drama panggung, ciri kolosal dengan properti yang bagus akan menimbulkan efek kagum dan wah. Maka dari itu, saya pribadi lebih senang menyimak drama yang berlatar tradisional, seperti 'Ande-Ande Lumut', 'Rama dan Shinta', 'Jaka Tarub', dan sejenisnya. Para anggota kelompok akan benar-benar diuji kekompakannya demi penampilan yang kolosal tersebut. Kreativitas dalam menciptakan tata panggung dan properti lainnya bisa dilihat oleh penguji. Jika drama yang dipilih hanya bercerita tentang anak sekolah kekinian, mayoritas kerja keras mereka seolah tak tampak, sebab mereka hanya mempersiapkan seragam sekolah seperti hari-hari biasa.

3. KUALITAS NARATOR

Sependek pengalaman saya menjadi penguji praktik drama, kebanyakan narator tidak dipersiapkan dengan baik. Narator seolah-olah hanya bertugas membaca narasi, padahal narator punya fungsi penting sebagai penguat alur cerita. Jika bertugas menjadi narator, saya sarankan bacakan narasi dengan lafal, intonasi, dan emosi yang baik, sehingga narasi cerita tersebut juga mempunyai nyawa yang menyentuh hati penguji.

4. IMPROVISASI

Boleh jadi pemain sudah berlatih dengan sangat matang, tapi ketika ketemu penguji dan penonton mendadak gugup tingkat dewa sehingga apa yang sudah dilatihkan hilang seketika. Untuk itulah sangat penting untuk berimprovisasi. Improvisasi hanya dapat dilakukan ketika semua pemain memahami alur cerita. Jika salah satu saja pemain tidak paham, maka ketika melakukan kesalahan di atas panggung, akan terlihat jelas bahwa itu salah. Akhirnya timbullah komat-kamit dan saling pandang nggak jelas, bingung apa yang harus dilakukan untuk menutupi kekeliruan akting dan dialog tersebut.

5. MINTA RUBRIK PENILAIAN

Jangan takut untuk meminta rubrik penilaian kepada penguji, sebab itu juga merupakan hak siswa. Dengan mengetahui rubrik penilaian, maka pemain bisa tahu aspek-aspek apa saja yang perlu ditonjolkan. Untuk ujian praktik drama sekolah, sebenarnya rubrik penilaian tidak jauh-jauh dari penilaian naskah, tata panggung, tata rias, suara, lafal, ekspresi, intonasi, dan emosi.

1 komentar: