Selasa, 16 Juli 2013

PERCAYAKAN! KENDALIKAN! ARAHKAN!

Ketika tahun '80-'90 an, pasti ada beberapa dari kita yang ramai-ramai hobi berburu buah raspberry di halaman rumah tetangga. Kadang raspberry juga tumbuh liar di pinggir sungai dan pekarangan-pekarangan yang tak dirawat. Rasa buah raspberry yang manis-manis asam serta bentuknya yang seperti strawberry cukup menjadi pelipur bagi anak-anak desa yang tak mampu membeli buah mahal dari keluarga 'berry' lainnya.

Masa sekarang, pohon raspberry mungkin sudah semakin langka. Anak-anak lebih suka terpaku memegang sebuah benda mungil berwarna hitam yang juga berakhiran kata 'berry'. Apalagi kalau bukan Blackberry, smartphone canggih yang keberadaannya sudah sangat menjamur di masyarakat.

Di lingkungan mapan, penggunaan Blackberry bagi anak-anak Sekolah Dasar memang sudah sangat lumrah, meskipun keberadaan Blackberry tersebut hanya berfungsi sebagai alat komunikasi agar orangtua bisa lebih cepat menjemput anak ketika pulang sekolah. Konten-konten dalam Blackberry anak-anak SD pun masih terlalu cute dan biasa, seperti gambar-gambar Barbie dan tokoh-tokoh kartun lainnya.

Tak hanya Blackberry, ponsel Android pun juga tak kalah mendominasi, bahkan bisa dibilang keberadaan ponsel Android lebih mudah ditemukan di kalangan anak-anak Sekolah Dasar. Kelebihan ponsel Android seperti SAMSUNG adalah jumlah aplikasi yang ditawarkan lebih beragam. Ponsel Android lebih gampang untuk memasang berbagai aplikasi game menarik yang sangat disukai anak-anak. Contohnya yang paling populer tentu saja Angry Bird. Bisa dikatakan, penggunaan smartphone pada usia Sekolah Dasar mayoritas lebih digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua dan fungsi hiburan berupa game. 

Courtesy: www.phonedog.com


Ketika SMP dan SMA, tentu fungsi smartphone yang dimiliki anak-anak akan semakin bergeser ke hal yang tak sederhana lagi. Anak-anak mulai tahu dan mahir bagaimana cara browsing, upload, dan download. Hal itu tentu saja membuat orangtua semakin gusar dan waswas karena tahu anak-anak sudah semakin tumbuh 'dewasa'.

Orangtua hendaknya tidak melulu menjuruskan kedewasaan dengan konten-konten porno.Ketika manusia tumbuh dan berkembang, tentu otaknya juga akan ikut menyerap informasi-informasi yang lebih komplek dan luas. Anak SMP dan SMA tentu sudah mulai enggan berselancar di internet hanya untuk mencari tahu soal Barbie atau Donald Duck, mereka akan lebih bersemangat dengan lagu-lagu terbaru, selebriti muda yang sedang naik daun, grup band, film, zodiak, facebook, twitter, aplikasi, gadget, dan informasi-informasi lain yang masuk di usia mereka.

Di sinilah, ketika buah hati sudah beranjak dewasa, setiap orangtua juga harus memaksa dirinya untuk melek teknologi. Misalkan ketika anak menunjukkan minatnya terhadap gadget dan aplikasi, anak akan lebih bersemangat jika sang Ayah bisa mengimbangi pengetahuan dan banyak hal mengenai dua topik tersebut. Ayah dan anak bisa saling ngobrol dan berdiskusi tentang spesifikasi gadget yang bagus, atau aplikasi mana yang harus diunduh untuk dimanfaatkan secara lebih maksimal. Anak akan merasa senang, karena di rumahnya sendiri, ia sudah mempunyai seorang 'ahli' yang bisa diajak tukar pendapat, sehingga ia tidak mencari tahu ke orang lain yang barangkali bisa saja mempengaruhinya untuk memasang aplikasi atau mendownload sesuatu yang tidak baik.

Begitu juga dengan akun jejaring sosial. Jika anak mempunyai akun facebook atau twitter, usahakan orangtua juga mempunyai kedua akun tersebut dan tercatat di friendlist anak. Ini juga bukan berarti orangtua membuat akun lalu mengabaikannya begitu saja. Orangtua usahakan aktif untuk mengontrol update status anak, sebab seringkali ditemui anak-anak usia SMP dan SMA mudah labil dan menumpahkan kekesalan dan kemarahan di facebook dengan kata-kata kotor. 

Jika orangtua sering menyapa anak dalam komentar atau wall, tentu anak merasa lebih sungkan untuk menulis kata-kata tak pantas karena anak ingat bahwa orangtua ada dalam friendlistnya, sehingga orangtua bisa membaca apa saja yang ia tulis. Kemudian ajak pula anak untuk mulai membuat blog pribadi dan rajin mengupdate postingan walau hanya seminggu sekali. Orangtua bisa membantu mencarikan ide-ide manarik apa saja yang bisa ditulis dalam blog pribadi anak tersebut. Kegiatan seperti itu juga akan semakin mengakrabkan hubungan anak dan orangtua di dunia nyata ataupun dunia maya.

Orangtua hendaknya juga mengarahkan anak untuk berbagi informasi-informasi bermanfaat dan menarik melalui fitur 'share'. Sekarang, hampir semua situs mempunyai fitur 'share' yang bisa dihubungkan langsung ke timeline facebook. Dengan mengajak anak memaksimalkan fitur 'share', maka anak bisa lebih rajin membaca informasi dan berita-berita penting di berbagai situs lalu membagikannya di facebook. Tentu hal ini akan lebih berguna daripada membiarkan anak terus-terusan main Texas Holdem Poker.

Courtesy: www.123rf.com

Ketika anak sudah semakin mengerti cara berinternet secara cerdas, baik itu melalu PC atau mobile, latihlah jiwa kepemimpinan anak walau hanya dari forum dunia maya. Dukung anak untuk membuat grup di facebook, tentunya grup dengan dengan segudang manfaat dan memungkinkan anak untuk selalu bisa berbagi hal-hal positif, misalnya grup tersebut diberi nama Amazing Young Smartphones User. Anak bisa berinteraksi lebih intens dengan kawan-kawan sebaya sesama pengguna smartphone untuk penggunaan smartphone yang lebih mencerdaskan.

Intinya, hendaknya orangtua selalu bisa menjadi sosok yang mendukung dan memfasilitasi segala hal-hal positif yang bisa dilakukan anak dengan internet. Intenet bagai dua mata pisau, bisa sangat berguna juga sangat bisa menjerumuskan. Apalagi dengan banyaknya smartphone yang beredar semakin memungkinkan anak untuk lebih cepat menyerap informasi yang diinginkannya secara bebas.


TIGA LANGKAH PERAN ORANGTUA MENGHADAPI TREN MOBILE INTERNET

Courtesy: www.stealthmobiletracking.com

PERCAYAKAN!

Bagaimanapun,mobile internet sebetulnya sangat bermanfaat bagi anak. Percayakan penggunaan mobile internet pada anak dengan tidak mengatur penggunaannya secara berlebihan. Menanamkan rasa kepercayaan akan bisa membuat anak memiliki rasa tanggungjawab untuk mempergunakan mobile internet secara lebih bijak. Tentu kita tidak mau menjadi orangtua kolot yang melarang mentah-mentah anak mencicipi produk teknologi di mana secara alami ia telah hidup di era tersebut.


KENDALIKAN!

Anak-anak dan remaja mempunyai jiwa yang masih sangat mudah dipengaruhi. Orangtua bisa mengendalikan pemakaian mobile internet dengan menjatah pulsa atau kuota paket sehingga anak terpacu untuk browsing hal-hal yang penting saja. Ajak seluruh anggota keluarga untuk menempatkan ponsel masing-masing pada sebuah wadah setiap menjelang tidur malam dan tidak ada yang boleh mengambilnya hingga esok pagi kecuali ada kejadian sangat darurat. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak mengutak-utik ponsel hingga larut, sebab dikhawatirkan hal tersebut akan memberi ruang bagi anak untuk mengunduh konten-konten tak layak ketika malam hari. 

Orangtua juga harus melakukan inspeksi rutin terhadap ponsel yang dibawa anak, baik konten-konten dalam folder maupun riwayat browsing. Jika ditemukan konten yang tidak pantas untuk seusianya, ada baiknya orangtua tidak langsung memarahi anak dengan kata-kata kasar, melainkan mengajaknya bicara baik-baik dengan diselingi humor dan candaan, sehingga anak tidak merasa tersinggung dan sakit hati yang bisa menyebabkan anak menjadi pemberontak.


ARAHKAN!

Jadilan kompas yang bisa menuntun anak ke jalan yang benar. Eksplorasi dan kembangkan minat serta bakat anak melalui internet. Banyak informasi maupun kompetisi yang bisa diikuti anak untuk semakin menyuburkan kemampuan yang telah ia punyai, misalnya saja kompetisi fotografi, desain, aplikasi, dan masih banyak lagi. Internet seolah sudah menyediakan semua hal yang dibutuhkan manusia. Jika anak-anak suka melukis, ajak dia untuk browsing dan mendiskusikan karya-karya fenomenal pelukis terkenal terdahulu. Hal ini tentu akan semakin membangkitkan motivasi anak untuk melahirkan karya yang barangkali lebih fenomenal.

(Endah Wahyuni)
***

Tulisan diikutsertakan dalam Lomba Blog DP-Talk dengan topik  “Peran Orangtua Mengatasi Trend Mobile Internet Terhadap Perkembangan Anak” 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar