Jumat, 14 Maret 2014
TIGA HAL PALING MENYENANGKAN(?) MENJADI ISTRINYA
1. LDR
Hubungan jarak jauh pasti akan terjadi, entah itu dalam waktu beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Eks ibu komandan saya LDR-an sama suaminya selama 14 tahun. Booookkkkkk! Bayangin nggak sih terpaksa jadi single parent secara tidak resmi selama itu?
Program LDR pun bisa dengan berbagai alasan, entah itu karena wilayah tugas yang sangat tidak aman hingga suami melarang istrinya ikut, karena pendidikan lanjut, karena kewajiban masing-masing pihak yang belum bisa ditinggalkan, atau karena tempat tugas yang baru belum mempunyai fasilitas rumah dinas.
Take a strong woman to love a military. Itu hukum absolut untuk menjadi istrinya. Sangat menyenangkan karena efeknya signifikan bagi perkembangan otot lengan saya. Gimana enggak? Ngangkut galon sendiri, ngangkut tabung elpiji sendiri. Eh, ciyus loh ini. Tapi saya juga masih suka nangis jejeritan panik sih kalo ada hal-hal yang nggak bisa saya handle, hal-hal yang sebetulnya memang kerjaan lelaki tetapi terpaksa saya jabanin.
2. NOMADEN
Sebenarnya banyak banget rekan seprofesi suami saya yang tempat tugasnya 'maton' alias nggak pernah pindah-pindah, tapi sayangnya laki saya bukan personel yang beruntung seperti itu. Pas pengajuan nikah saya juga udah dapet wejangan kalo kerjaan laki saya nggak punya wilayah teritorial, kayak polisi atau TNI AD, jadi saya harus ikut siap nanggung resiko jarang pulang kampung. Terhitung sejak dia kawin sama saya, udah tiga kali dia kena geser. Nyebelinnya karena harus kesana-kemari. Ribet bookkk pindahan mulu. Tapi nyenengin juga sih soalnya saya bisa traveling keliling Indonesia. Kalau karena tidak ke-nomaden-an itu, mana mungkin saya bisa hura-hura cuci mata nikmatin pantai-pantai super kinclong di negeri tercinta ini.
3. LIMA MENIT MENENTUKAN
Istilah awamnya adalah PHP. Lumayan sering saya kena dampak 'lima menit menentukan'. Apa maksudnya tuh? Maksudnya adalah semua serba tak pasti bahkan di lima menit terakhir. Misalnya saya sama laki mau kondangan, saya udah dandan menor, udah semprot parfum, nyiapin kendaraan, tapi karena suatu telepon entah dari mana akhirnya rencana itu dicancel begitu saja. Atauuuu, kan saya LDR nih yee, jadi berita kepulangan suami adalah sesuatu yang sangat diharapkan. Hari di mana rencana kepulangan pun sudah di depan mata. Besok si dia pulaaaaaaaaang yey yey yey, tapi pas saya telepon dia bilang "Sorry Say, radiogramnya belom turun, atau ijinnya belom dapet, atau perintahnya belum diterima, mungkin sebulan lagi." Apaaaaaaaaaaaahhhhh? Langsung mabok deh!
Di awal-awal saya paling sebel sama lima menit menentukan itu, soalnya saya orangnya 'before time', jadi saya pasti siap beberapa menit sebelum jam-J. Misal acara jam sepuluh siang, jam setengah sepuluh atau lebih dikit saya pasti udah stand by on location. Saya paling nggak bisa ditelatin atau menelat-nelatkan diri. Tapi karena kejadian-kejadian itu, akhirnya saya lebih slowwwww motion, saya berubah menjadi sosok 'pungguk yang tidak merindukan bulan'. Saya nggak akan gerak sebelum ada kepastian bahwa kepentingan tersebut betul-betul akan terlaksana. Dulu saya pasti bakal lonjak-lonjak kalo ada kabar laki bakal pulang, tapi sekarang, sorry ye, ENGGAK!
Yah begitulah... demi cinta apapun bisa menjadi menyenangkan \(^^,)/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar