Gumaman itu segera saya lupakan. Saya menjalani hari layaknya cewek lajang yang sedang cari pasangan. Kekaguman pada Angkatan Laut yang gorjes sudah hilang. Mustahil. Lingkungan saya bukan lingkungan serdadu. Barangkali saya akan menikah dengan seniman berambut gondrong yang rambutnya dikuncir ala samurai. Saya selalu tergila-gila dengan gaya cuek tapi cakep mahasiswa senirupa. Menurut saya itu lebih cute :D
Tapi Tuhan terlanjur mendengar gumaman saya. Saya disandingkan dengan tentara sebagai teman hidup. Tidak tepat Angkatan Laut seperti yang saya inginkan, melainkan Angkatan Udara. Kampung saya heboh. Tidak pernah sekali pun tetangga saya mengenal profesi Angkatan Udara. Emang ada ya? Di benak mereka, tentara ya tentara, dan semua tentara adalah Angkatan Darat.
Banyak orang beranggapan menikah dengan tentara itu berat. Banyak gosip yang beredar tentara itu miskin, mata keranjang, bad boy, blah blah blah. Ada juga yang terang-terangan bahwa menjadi istri tentara adalah sebuah keharusan. Memang, di balik seragam loreng tersimpan fasilitas-fasilitas menarik yang membuat siapapun terpana. Apa sih enaknya jadi istri tentara?
1. GOOD LOOKING
Fasilitas pertama yang cewek dapat jika jadi istri tentara adalah fisik lelaki yang nyaris sempurna. Tinggi, tegap, wajah fresh karena sering olahraga, dan dada yang bidang. Bau badannya juga selalu sedep karena di lingkungan kerjanya parfume is a must. Ibu saya langsung ngasih lampu hijau ketika pertama kali saya memperkenalkan si doi ke rumah. Bukan hanya saya, Ibu saya pun kegirangan jatuh cinta.
2. BERPANGKAT
Kepangkatan adalah relatif. Bagi yang berasal dari keluarga super mapan, kepangkatan barangkali sudah menjadi barang umum dan nggak penting lagi. Tapi bagi warga kampung saya yang mayoritas middle class society, orang berpangkat bagaikan sebuah mutiara yang mengagumkan. Saya senang jika punya suami yang tidak diremehkan orang. Hahaha. Saya nggak mau munafik. Saya ketemu dia pas dia udah jadi tentara kok ya.
3. BERGAJI
Kita bisa melihat betapa orang-orang desa selalu lebih pengen jadi PNS karena kelak akan dapat gaji rutin yang bisa diandalkan. Ibu saya setuju, sebab tahu anak gadisnya tidak akan terlunta-lunta mencari sandang, pangan, dan papan. Tapi saya juga nggak boleh ngandelin gaji thok sih, maunya jadi pengusaha biar bisa beli rumah gedongan :D
4. BERLORENG & BERBARET
Bagi warga kampung, tentara dengan seragam lorengnya adalah sebuah kekuatan. Mereka tidak mau cari masalah dengan aparat. Mereka menganggap orang tersebut punya power. Loreng dan baret secara tak langsung bikin keluarga saya di kampung jadi agak disegani oleh tetangga. Faktanya, bukankah loreng hanyalah pakaian, dan baret hanyalah topi. Jadi mengapa orang harus takut sama baju dan topi? Suami saya bahkan tidak punya senapan atau pistol. Ya ya ya... nenek moyang kita menyebutnya 'ajining rogo soko busono'.
5. BERTUNJANGAN
Bukan rahasia umum jika menjadi keluarga tentara akan diberi macam-macam tunjangan. Tunjangan tersebut tentu sangat bermanfaat untuk melanjutkan hidup. Saya pun selalu merasa terbantu oleh tunjangan-tunjangan tersebut. Tunjangan istri, tunjangan anak, blah blah blah.
6. BERPRESTASI
Kalau ini tergantung bapak tentaranya yah. Ada yang serius meniti karir. Ada yang landai-landai saja. Alhamdulillah, teman hidup saya adalah salah satu tipikal tentara yang aktif mencari ilmu, meski saya harus kerap ditinggal demi pencapaian tersebut. Bermacam program sekolah maupun kursus di lingkungan TNI sebisa mungkin selalu ia ikuti. Tak lain agar ia kompeten di semua bidang. Dia pernah bilang 'jika saya pintar, saya akan bisa diterima di manapun'. Teman hidup yang berprestasi membuat saya semakin percaya diri jika berkumpul dengan rekan-rekan. Kesedihan dan kesepian ketika ditinggal langsung lenyap ketika dia lulus dan membawa pulang brevet-brevet baru.
7. BERPENSIUN
Setidaknya Ibu saya tahu jika nanti saya sudah nenek-nenek, saya dan suami tidak akan terlalu bekerja keras untuk membeli beras.
7. BERPENSIUN
Setidaknya Ibu saya tahu jika nanti saya sudah nenek-nenek, saya dan suami tidak akan terlalu bekerja keras untuk membeli beras.
8. LAINNYA
Ini juga relatif. Selera orang beda-beda. Hal-hal lain yang bikin saya mau jadi istri tentara adalah karena teman hidup saya termasuk cowok lurus. Tidak merokok, tidak minum kopi, dan memercayakan semua apa yang dimilikinya kepada saya. Lantunan suaranya ketika mengaji begitu lembut dan merdu, nyaman didengar, bagai digendam, saya pun jatuh ke pelukannya. Dia menikahi saya waktu saya belum jadi apa-apa, ketika saya masih jadi anak kuliahan geje yang suka nge-backpacker seenak udelnya. Yap, justru dia yang mendampingi saya dari nol, membantu saya merangkak naik gunung, sampai saya bisa menegakkan bendera di puncaknya.
HATI-HATI JIKA BERGUMAM, SEBAB TUHAN SELALU MENDENGARKAN ^_^
hati2 jika bergumam, sebab Tuhan selalu mendengarkan. hampir mirip kisahku, mak. waktu kecil pengen pergi yg jauuh dari rumah. ee pas nikah kesampean diajak merantau sama suami ^_^
BalasHapusPoin no 8, sik asyiik...
BalasHapusyg penting di usia tua nantinya mbak...hehehe..
BalasHapusWah ini yang jarang terekspos, tentara bisa mengaji :D
BalasHapusSuami dinas di Malang juga kah mbak? Emang benar kok tentara itu begitu. Bapak saya juga AURI. Dulu pun saya tinggalnya di kompleks AURI Adisutjipto.
BalasHapusIbu saya adalah seorang isteri tentara, ibu persit. JAdi saya adalah anak tentara alias anak kolong :D heheh
BalasHapusDulu aku hampir jadi istri tentara...tapi ternyata akhirnya nggak jodoh...
BalasHapusBaca ini jadi.....nano nano mbak :D
BalasHapusKlo sy mmg cita2 jd ibu persit, mohon doanya ^^
owhhh.. begitu ya :) pantes ada yang keukeuh banget pengen dinikahin sama anaknya pak Deddy Mizwar #eh
BalasHapusProfesi apa pun, pada akhirnya akan mengarah pada dua term; yang baik dan yang buruk. Apa pun profesinya bila dia baik dalam etos kerja, bersikap, dan berbuat, maka itulah pilihan yang ideal.
BalasHapuswah. ibu PIA juga toh ternyata mb...hehe
BalasHapus