Senin, 06 April 2015

SISWI SAYA SAKAW

Ini adalah shocking moment paling tak terlupakan dalam hidup saya.

Selama hidup, saya tinggal di lingkungan yang lurus-lurus aja. Tidak ada satu pun keluarga saya yang memiliki kasus menyimpang. Lingkungan sekolah saya dari TK hingga perguruan tinggi juga sangat kondusif. Saya tidak pernah berurusan dengan sesuatu yang aneh-aneh dan melanggar hukum.

Kemarin, salah satu siswi saya membuat pengakuan bahwa ia kecanduan narkoba. Mendengar curahan hati serta isaknya, serta merta mata saya berkaca-kaca. Saya terkejut. Saya menangis, dan langsung memeluknya, Tangisnya malah lebih keras. Saya baru sadar, bahwa narkoba sedang ada di sekitar saya, bukan omong kosong artikel maupun berita-berita televisi,

Sebut saja namanya Zizi, siswa kelas XII yang seminggu lagi akan mengikuti ujian nasional. Saya cemas memikirkan keadaannya. Dia jadi kerap meng-SMS saya, menceritakan betapa tersiksanya ia kini karena kehabisan obat yang selama ini ia anggap sebagai penenang mujarab. Ya, dalam sekali minum, dia bisa menelan tujuh butir sekaligus. Satu butir sudah tak terasa lagi untuk tubuhnya. Jika sudah tidak punya simpanan obat, ia pun menyilet-nyilet pergelangan tangannya untuk menghisap darahnya sendiri. Saya lihat banyak bekas luka di sekitar area lengan kirinya.

Sebagai Plt wali kelas saya takut. Takut jika ia akan gagal mengikuti ujian karena hal ini. Dia sudah kerap tak masuk sekolah karena sakaw.




Saya bingung. Tentu saja hal yang saya katakan padanya adalah jangan memakainya lagi. Nasihat yang sungguh mainstream, seolah saya perhatian tapi sebetulnya saya belum bisa menempatkan diri pada posisinya. Ya, apalagi penyebabnya kalau bukan faktor keluarga, Ayahnya pengangguran, ibunya bekerja dari subuh hingga larut. Di tengah keterlantaran tersebut, ia pun mendapat berita bahwa dirinya bukan anak kandung dari orangtua yang selama ini memeliharanya. Dia juga mengambil kas kelas untuk membeli ekstasi, kebingungan bagaimana cara mengembalikannya, hingga berpikir untuk menjual diri. Setiap orang memang punya kekuatan yang berbeda. Zizi adalah salah satu yang lemah hingga akhirnya ia membuang kedepresiannya melalui obat yang membuat tubuh dan pikirannya seringan kapas. Orang tuanya tahu jika ia kecanduan, tapi tetap bersikap wajar seolah anaknya tidak punya masalah apapun.

Tapi apakah bisa saya menyuruhnya berhenti? Dia sudah terakdisi dengan begitu kuat, Ia juga ketakutan sebab sudah ada satu temannya yang terciduk polisi. Dia takut jika akan turut terseret. Dia bertanya bagaimana cara mengakhir semua ini? Saya bungkam, tidak bisa menjawab. Pertanyaan tersebut lebih sulit dijawab daripada ujian sintaksis ketika saya masih kuliah. Saya hanya bisa berkata: 'Iya, sebentar, saya Googling dulu'. Sungguh, saya tidak siap dengan pertanyaan tersebut.

Hasil Googling tidak ada yang menunjukkan cara paling taktis dan cepat yang bisa dilakukan guru pada saat itu juga, semua memerlukan proses yang tidak sebentar. Metode pemulihan kecanduan narkoba yang dirilis BNN tidak bisa saya mengerti langkah-langkahnya sebab saya tidak expert di bidang tersebut.

sumber: BNN

Apa yang harus saya lakukan? Menyerahkan sepenuhnya Zizi pada orangtua yang sudah tidak peduli? Melaporkan ke kepala sekolah? Membawanya ke dokter? Dokter apa? Meminta bantuan BNN? Bagaimana prosedurnya? Saya blank.

49 komentar:

  1. Memiliki anak lalu menjaganya memang saat ini gampang2 susah karena pengaruh lingkungan itu bisa saja merasuki jiwa sang anak meski orang tua sudah over protective...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mak. Saya heran juga kok ya bisa-bisanya dia bisa kenal sama pengedar.

      Hapus
  2. Duh, baca ini saya ikut khawatir tapi saya juga gak tahu harus ngasih saran apa. Gmn dgn memanggil ortu nya lalu diskusikan bersama org tua dan kepala sekolah untuk mencari jln terbaik menonlong si anak mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ortunya sulit dihubungi, Mak. Dia tinggal sama neneknya. Saya pribadi tidak ingin membebani pikiran orang yang sudah sepuh akan masalah cucunya ini.

      Hapus
  3. Duhh ikutan panik...saya juga guru tapi belum pernah mengalami kejadian2 yang luar biasa seperti itu mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga baru kali ini ketemu orang yang pakai narkoba, Mbak. Makanya jadi salah tingkah sendiri.

      Hapus
  4. Diskusikan dulu dengan kepala sekolah mbak,atau guru terdekat. Setidaknya lingkup sekolah tahu terlebih dahulu sebelum tersebar ke anak2 yang lain. Kalau sudah didiskusikan,pastinya ada hal2 yang selanjutnya dilakukan...semoga segera ada jalan keluar ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih doanya, Mak. Semoga besok ada guru yang bisa diajak ngomong enak.

      Hapus
    2. Saya sepakat dgn saranx mbk HM Zwan. Kep Sek, akan lebih bijak memutskn dgn sgala knsekwensi.

      Hapus
  5. Duh kasian yah mbak, iya bener tuh kata Mbak Hana, diskusikan dengan pihak sekolah mbak, semoga cepat selesai ya dan ada jalan keluar yang baik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak. Tadi saya ragu mau share ke sekolah soalnya lagi pada hectic banget buat persiapan ujian nasional Senin depan.

      Hapus
  6. sebaiknya di bawa juga ke Rumah Sakit ketergantungan Obat mak, salah satu ada di Cibubur, Jakarta Timur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh Mak, lokasi kami di Malang. Ada gak yah RSKO di daerah Jawa Timur gitu?

      Hapus
  7. Mak,
    nama asli anaknya jangan disebut ya khawatir kalau asli bisa jadi korban Bully yang jadi incaran orang, kasihan
    aku turut bersedih dan marah atas perilaku orang tua yang senang membungkam, mengacuhkan dan segala macam,
    ah jadi ingat orang tua saya

    aku kasih solusi, semoga membantu
    gini
    1. jangan dibuang/dikeluarkan anak kaya gitu butuh bimbingan, kasih sayang, keperdulian, kasih semangat karena hidup harus terus berjalan karena aku da kita semua mungkin bernurani untuk membantu proses perkembangannya namun jangan semua diawasi ya, nanti jadi ketergantungan, dan jangan dibatasi terlalu banyak nanti pusing dianya, dan tenang aja setiap manusia punya caranya untuk bertahan dan keluar dari masalahnya kok
    2. ke BNN aja untuk di rehabilitasi
    3. atau alternatif lain yakni ke psikolog untuk membantu proses pemulihan jiwanya, tepatnya psikolog klinis yang tepatnya ada di Rumah Sakit
    4. dibawa ke pesantren karena aku sering mendengar orang yang kena narkoba bisa pulih setelah masuk pesantren, tapi tolong di cari dulu info mengenai pesantren ini
    5.Didoakan
    Semoga ini bisa mengeluarkan kesedihan kita ya mak dan membantu
    @guru5seni8
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan Mamak, Zizi itu nama samaran kok. Iya, Mak. Saya takutnya pas ujian nasional dia sakaw di kelas tiba-tiba. Terimakasih ya Mak atas sarannya, mungkin besok mau saya share masalah ini ke guru senior yang lebih wise :)

      Hapus
  8. Minta bantuan kepsek supaya mba bisa mdapat sedikit dukungan membawanya ke rehabilitasi. Ketika si anak sudah megadu berarti dlm lubuk hatinya dia minta tolong-krn dia sendiri dah ga sanggup menolong dirinya sendiri. Nah biar mba ga dituntut or dtuduh aneh2 sama ortu maka penting membicarakan hal ini dgn kepsek krn mba kan kapasitasnya guru, nanti siapa yg backing. Kasian mba, anak bgitu ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  9. Kayaknya lebih baik dititipkan ke pusat rehabilitasi saja ya mak, yang mungkin sudah lebih paham bagaimana mengatasinya, tapi Ada baiknya diskusi dengan kepala sekolah dan orang tuanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  10. Baca tulisan ini jadi kepikiran buat mendidik anak dengan lebih baik. Gimana Mak, sudah sempat di diskusikan dengan Kepsek / rekan guru senior? Semoga tanggapannya positif ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  11. Duh, aku merinding, mbak bacanya. Kasian, perjuangannya dikit lagi sampai finish. Bantu dia untuk bisa ikut ujian dan sembuh dari kecanduannya. Setuju sama yang lain, harus ada cara untuk menyelematkan masa depannya. *hiks Zizi.... semoga tegar untuk lepas dari jerat narkoba*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  12. huhu.. saya merinding baca postingannya. Kayaknya keluarga si zizi kurang harmonis ya?
    memang butuh bantuan psikolog atau tenaga medis untuk mengatasi ketergantungannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  13. Turut prihatin sedih dan bingung juga mak. Ingat zaman SMA dulu ada jg temen sy yg kebetulan pindahan dr kota yg nyandu...
    Tp mmg butuh penanganan serius. Sudah kritis itu mak. Sebaiknya memang segera direhabilitasi. Ujian bisa menyusul klo dia sdh pulih. Smoga ada jalan buat zizi ya mak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  14. Kalo di Malang terapi narkoba ada di RSSA sama di RSJ Lawang mak...coba salah satunya.. Semoga segera teratasi mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  15. Mbak, semoga cepat teratasi ya masalahnya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  16. Ibu saya rasa anda harus melapor ke kantor BNN terlebih dahulu bisa di cawang atau yang terdekat, agar diproses dan ingat bu bilang bukan di tangkap tapi direhabilitasi dan seluruh biaya ditanggung oleh Negara, jadi ayo lapor bu, sebagai pendidik yang baik harus melapor ke BNN...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  17. atau melapor kesini mbak...

    INFO HALAMAN
    Alamat
    Jl. Raya mojosari 56 Kepanjen, Kabupaten Malang
    Jam Kerja
    Sen - Jum:
    8:00 - 16:00
    Deskripsi Singkat
    Institusi Pemerintah yang menangani Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di wilayah Kabupaten Malang
    Misi
    Indonesia bebas dari penyalahgunaan NARKOBA tahun 2015
    Telepon
    0341 391690

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  18. Bacanya jadi ikut merinding. Saya setuju dengan komentar-komentar diatas. Konsultasi ke BNN. Tanyakan bagaimana prosedurnya di BNN langsung. Kalau tidak mulai bertanya, kita tidak akan pernah bertemu jawabannya. Konsultasi dengan kepala sekolah juga penting. Bagaimanapun juga kepala sekolah wajib tahu kondisi siswanya. Ajak kepala sekolah untuk memanggil orang tuanya. Tingkat keberhasilan rehabilitasi, salah satunya adalah dukungan orang terdekat/keluarga. Semoga Tuhan membukakan jalan terbaiknya untuk mamak dan siswanya yaa.. *hug*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  19. hiks, semoga cepat ketemu solusinya mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  20. Mbak Mimi... saya jadi sedih nih. :(( Coba minta bantuan komnas perlindungan anak buat bantuin rehabilitasi :((

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  21. Semoga segera ketemu solusinya mbaa, setuju dengan rehabilitasi setidaknya bisa segera ditangani

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  22. Saya tidak bisa komentar apa-apa selain berdoa agar dia mendapatkan segala kebaikan dalam hidupnya setelah ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  23. bingung mbak...., semoga dapat solus terbaik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amminnn. Terimakasih doanya. Saya sudah menyarankan kepada Zizi untuk mau direhabilitasi setelah ujian nasional. Tapi anaknya masih takut-takut. Semoga lebih banyak dukungan positif untuknya :)

      Hapus
  24. aduh speechless... bisa blank juga kalo ngadepin masalah begini, bu guru, hiks

    BalasHapus
  25. Cara awal, suruh dia mandi air dingin mba. Setiap habis sakaw. Saat mandi, minta dia curhat apa yang dia rasakan. Setelah itu dalam hati baca doa, berserah sama Tuhan.
    Itu dulu cara awal teman saya sembuh mba. Tetapi harus niat dia dulu untuk sembuh. Kalau belum niat akan susah.

    BalasHapus