Sabtu, 28 November 2015

MENDUKUNG 28 NOVEMBER SEBAGAI HARI DONGENG NASIONAL

Menyimak linimasa di Twitter, saya syok ada hashtag #haridongengnasional. Saya senang. Wow, tepatnya hari ini,  akhirnya hari lahir Pak Raden telah disahkan sebagai Hari Dongeng Nasional.


source

Menurut KBBI, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh), atau perkataan (berita dan sebagainya) yang bukan-bukan atau tidak benar. Jadi secara awam, dongeng itu hanya fiktif belaka.

Dongeng yang paling legend di Indonesia adalah cerita si Kancil. Dongeng fabel tersebut menceritakan kecerdikan binatang kancil dalam menyelesaikan setiap masalah di habitatnya. Belakangan dongeng tersebut dikritik karena mengajari anak jadi nakal dan jadi pencuri.


Saya sendiri bukan produk hasil dongeng, orangtua saya tidak pernah mendongeng, hanya lebih kerap memberikan saya buku. Bahasa gaulnya, saya dibiarkan tak terurus dan dipaksa belajar sendiri. Orangtua saya tidak seperti orangtua masa kini yang sangat memperhatikan perkembangan anak. Namun karena kecuekan orangtua tersebut, saya malah jadi lebih dulu fasih membaca daripada teman-teman sebaya. Ketika anak lain masih belajar mengeja, saya sudah lancar membaca. Ketika anak lain masih membaca majalah anak, saya sudah membaca novelnya.


DONGENG ISLAMI atau DONGENG NUSANTARA?


Dongeng Islami menurut saya berbeda dengan cerita teladan nabi. Jika cerita nabi dimasukkan menjadi dongeng, berarti keberadaan nabi dan rasul tidak benar-benar ada. Di sinilah sering terjadi kerancuan. Niat baik untuk mengajarkan kebaikan nabi dan rasul jadi hilang karena salah paham.

Sekarang juga banyak muncul cerita anak Islami. Berisi tentang kegiatan dan pesan amalan-amalan yang bisa mudah ditiru anak. Beberapa tetap menyebutnya dongeng, namun berlatar masa kini. Apakah itu bisa disebut dongeng? Jika merujuk pada pengertian menurut KBBI yang saya sebutkan si atas, latar tidak memenuhi syarat untuk bisa disebut dongeng, sebab dongeng dimaknai sebagai cerita kejadian zaman dulu yang aneh-aneh.

source

Dongeng Islami yang pernah saya baca mayoritas berlatar padang pasir. Ceritanya tak jauh-jauh seputar si miskin, si kaya, keledai, dan tuan hakim. Cerita-cerita Timur Tengah paling populer seingat saya adalah Abu Nawas. Saya selalu membacanya seminggu sekali karena berlangganan majalah anak Mentari. Bagi saya pribadi, Abu Nawas sendiri juga tak kalah licik serta cerdiknya seperti si Kancil. Jika tidak waspada, maka anak malah bisa tertular sisi buruknya daripada sisi baiknya.

Kemudian jika berbicara dongeng nusantara, maka sebetulnya kita sedang lebih banyak menyimak soal legenda. Menurut KBBI, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Contoh terkenalnya adalah Malin Kundang, asal mula Banyuwangi, serta Roro Jonggrang yang dipercaya sebagai asal usul Candi Prambanan. Bagi saya pribadi, mayoritas dongeng nusantara sebetulnya kurang enjoy dinikmati anak kecil sebab konfliknya terlalu berat dan kompleks.

source

Tapi apalah daya, saya hanya bisa berkomentar saja, belum bisa melakukan aksi nyata agar dongeng-dongeng yang diceritakan kepada anak-anak bisa menjadi lebih baik. Tak sepantasnya saya ngomong ini-itu jika saya sendiri saja nggak expert :D

BUKU DONGENG atau FILM DONGENG?


Lagi-lagi buku masih menjadi sarana belajar andalan sejuta umat. Bagi anak, buku dongeng akan menjadi sarana yang baik untuk belajar membaca. Gambar-gambar full color yang menyertainya juga akan memanjakan mata dan melatih anak untuk lebih mengenal warna. Jika anak kurang bisa mandiri, maka buku dongeng pun malah akan merana tak tersentuh, akhirnya orangtualah yang harus berperan sebagai stroryteller agar anak tidak bosan membolak-balik buku.

Tak juga bisa dipungkiri bahwa setiap manusia, termasuk anak kecil, akan lebih menyenangi sesuatu yang bergerak dan berbicara, daripada sesuatu yang diam. Maka dari itulah, keberadaan film-film dongeng juga bisa menjadi alternatif menikmati dongeng ala masa kini. Menonton sesuatu yang di-audiovisualkan mayoritas akan mempermudah otak menangkap pesan dan jalan cerita. 

Salah satu rumah produksi animasi pembuat dongeng adalah Les Copaque. Selain terkenal karena serial Upin-Ipin, Les Copaque juga mempunyai judul andalan yaitu Pada Zaman Dahulu. Meskipun sudah emak-emak, saya masih suka menonton serial ini. Serial ini biasa ditayangkan oleh MNC TV. Cerita-ceritanya pun sangat familiar dan pernah ngehits di jaman saya kecil, misalnya tentang perselisihan ayam dan elang.

source

PERANG ORANGTUA 

Mau dongeng Islami atau Nusantara, mau dongeng dalam wujud buku atau film, lagi-lagi orangtua adalah pembimbing utama.

Pendampingan orangtua ketika anak sedang menikmati dongeng sangat perlu, agar anak tidak salah tafsir, bisa menyerap pesan moral secara benar, sehingga sisi baik dan sisi buruk dongeng bisa terpilah-pilah dengan lebih tepat.



10 komentar:

  1. Menurut saya entah itu dongeng islami ataupun dongeng nasional, asalkan isinya menceritakan hal-hal positif maka sah-sah saja untuk diceritakan pada anak-anak. :D :D
    Makasih udah share :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak. Maka dari itu tetap perlu pendampingan, agar anak-anak tidak salah tafsir untuk menilai mana yang negatif dan mana yang positif :D

      Hapus
  2. Saya masih suka Upin Ipin sampai sekarang. Masih suka nonton :-)
    Baru tahu kalau hari ini hari dongeng berdasarkan kelahiran Pak Raden. Terima kasih udah share, Mbak :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaaaaaaaaaaaaaaaa, aku juga. Menurutku Upin Ipin banyak mengajarkan moral baik :D
      Iya, aku juga baru tau tadi pagi pas lihat trending topic di Twitter :D

      Hapus
  3. Saya ijinkan anak2 sy nonton kartun atau baca buku apa saja selama isinya positif dan tidak ada bully.. juga. Benar memang ortu adalah pendamping utama.. krn dongeng dan kartun tdk semuanya baik ya..

    BalasHapus
  4. Saya termasuk yang suka mengajak anak saya (4th) mendongeng sebelum tidur. Dan dia suka. Dan sekarang dia kadang mendongeng sendiri kalau pegang buku. Meskipun dongengnya dia hanya bbrpa kalimat sederhana. Mendongeng memang manfaatnya besar kok :)

    BalasHapus
  5. Saya juga suka mendongeng meski hanya sebatas untuk anak, hehe

    BalasHapus
  6. Sudah lama lo daku gak mendengar dongeng, tapi yang suka tetap film si Unyill, hihihih

    BalasHapus