Minggu, 20 Desember 2015

MENGUBAH GAYA ME TIME

Menjadi ibu yang bekerja merupakan pilihan dengan sejuta konsekuensi. Kewajiban dalam rumah tangga dan profesi yang datang silih berganti kadang menjadi tekanan-tekanan yang bisa bikin panas kepala. Me time merupakan salah satu healing therapy untuk meredakan ketegangan-ketegangan otot dan otak tersebut. Ke salon, shopping, pijat, maupun makan-makan merupakan aktivitas me time yang kerap dilakukan oleh para ibu.


Namun kesenangan kecil tersebut tak lantas membuat ibu lupa akan kewajiban untuk terus menuntut ilmu. Banyak orang percaya bahwa semua kebaikan di dunia ini berasal dari seorang ibu. Ibu yang baik akan menumbuhkan anak yang baik, ibu yang baik pula akan menghasilkan sebuah negara yang baik. Tentu pula kita akan selalu terngiang quote bahwa di belakang lelaki sukses pasti ada wanita hebat yang menyertainya. Di sinilah peran wanita yang cerdas nyata dibutuhkan untuk membangun sebuah peradaban yang mumpuni.

Jika memang memungkinkan secara waktu dan finasial, maka melanjutkan jenjang pendidikan hingga magister atau doktor seharusnya perlu. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang yang lebih besar untuk membangun sebuah keluarga yang mempunyai derajat lebih tinggi. Siapa pula yang tidak menginginkan hal itu? Intelektual yang lebih tinggi dari seorang Ibu tentu akan memotivasi anggota keluarga lain untuk selalu berkarya tanpa mengesampingkan budi pekerti.

BAGAIMANA DENGAN IBU YANG TIDAK MEMILIKI WAKTU?


Hal ini pun terjadi pada saya. Saya merasa belum mampu membagi waktu menjadi tiga, yaitu mengurus rumahtangga, tetap profesional dalam pekerjaan, serta niat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Rasa cemas tidak fokus membuat saya takut jika dipaksakan semuanya malah akan jadi berantakan. Tapi itu bukan alasan yang bisa diterima. Ilmu pengetahuan berserak di muka bumi, menjadi ibu yang malas mencari ilmu dan tidak update informasi bukanlah goal saya menjadi seorang wanita.

SATU TEPUK DUA LALAT


Salah satu kegiatan me time yang selalu saya usahakan adalah menghadiri seminar, training, workshop, pameran, dan sebagainya. Rumah tinggal saya cukup terjangkau dengan wilayah kampus-kampus besar di kota Malang. Setiap akhir pekan, pasti ada saja event-event bermutu yang bisa saya datangi. Bagi saya, menghadiri acara-acara tersebut merupakan me time yang bikin saya lebih open minded.

Tak jarang demi menghadiri acara tersebut saya harus dandan jadi mahasiwa lagi, berkumpul kembali dengan mahasiswa-mahasiswa baru yang masih lugu. Bagi saya itu lucu dan menyenangkan. Tak apa, mumpung masih belum banyak kerutan di muka. Yang penting saya bisa menyerap berbagai disiplin ilmu. Kadang saya juga suka menghadiri acara yang kurang relevan dengan bidang pekerjaan saya. Bukan mau sok eksis, semata-mata karena saya penasaran, misalnya, apa saja sih yang dibahas anak-anak hukum, atau apa saja sih topik diskusi anak-anak kedokteran. Meski pada akhirnya ada hal yang tidak nyambung dan nyanthol di otak, setidaknya saya memiliki secuil khasanah baru yang bisa saya share kepada keluarga maupun tetangga sebelah.

Kegiatan seminar, training, workshop, pameran, dan sebagainya tersebut umumnya hanya berlangsung beberapa jam. Tentu itu tidak memberatkan bagi Ibu yang merasa memiliki tak banyak waktu. Beberapa jam untuk ilmu baru yang sangat bermanfaat dengan harga tiket masuk yang tak mahal-mahal amat, bagi saya merupakan cara untuk menghargai diri sendiri yang paling baik. Di acara tersebut saya bisa bertemu banyak pakar, akademisi, bahkan selebriti. Kapan lagi saya bisa menciduk ilmu basic manners dari John Robert Powers hanya dengan uang tigapuluh ribu? Kapan lagi saya bisa menyerap ilmu public speaking dari Puteri Indonesia dengan HTM duapuluh ribu? Kapan lagi saya bisa bertemu dan mencuri ilmu enterpreneur CEO Female Daily dengan harga yang nyaris sama? 

Itulah me time favorit saya. Mencari ilmu, bertemu orang beken, bertemu orang baru untuk menjalin networking, menggali inspirasi, meningkatkan keahlian-keahlian tertentu, serta melepaskan lelah setelah lima hari bekerja. Lebih lagi, kebodohan saya bisa terkikis karena mendapat suntikan pengetahuan baru.

18 komentar:

  1. seru nih Mbak, dandan ala mahasiswa lagi, gak ketahuan doong yah klo udah Emak2 ;)
    kereen Mbak, me time nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, akhirnya bisa pake kemeja kedodoran dan sepatu boot lagi, kayak pas jaman mahasiswa :D

      Hapus
  2. Waaaah, me time nya sama persis kayak saya. Datang ke workshop, seminar, kopdar dengan komunitas. Dulu sih, perpustakaan menjadi tempat untuk "ME TIME", tapi sekarang tiap hari ngantornya sudah ke perpus.Kalau saya plus baca buku sama BW kayak gini juga me time. ada GA tentang ME TIME kan mbak dari Sari Husada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Postingan ini awalnya memang ditujukan untuk ikutan Sari Husada, tapi ternyata di peraturan cuma 200-250 kata. Mau ngedit dan motong tulisan kok sayang, ya sudah nggak jadi diikutkan, tapi dijadikan postingan pribadi aja :D

      Hapus
  3. Wah..seru ya mbak, bisa dapet ilmu bareng mahasiswa-mahasiswa. Saya juga me timenya senangnya baca-baca blog temen. Seneng baca pengalamannya. Sudah saya follback blognya ya Mak :)

    BalasHapus
  4. Hmmm...me time nya kerenn mbak.. Di saat yang lain pada me time di mall,mbak mimi malah ikut seminar, nambah ilmu.. Sip mbak, pantas ditiru....

    BalasHapus
  5. Waah, anti mainstream ini me time-nya. Nambah ilmu karema emang udah jadi passion ya, dan emang sih enggak perlu jenjang pendidika formal krn seminar juga bisa nambah pengetahuan. Kereeen, TFS ya :D *Syukaaa*

    BalasHapus
  6. Setuju banget, Me Timenya dengan belajar hal-hal baru ya :)

    BalasHapus
  7. Mmm.. me time yang membuka wawasan sekali Mbak, bukan semata karena materi yang didapatkan dari workshop dan sejenisnya, tapi juga karena bergaul ke lingkungan lain. Masih cocok koq jadi mahasiswa ^^

    BalasHapus
  8. Hallo mbaaa, aku setuju banget sama me timenya. bisa dicontoh nih :D s

    BalasHapus
  9. iyap bnerr mak, kegaholan hrs diiringin ilmu yg berkembang :)

    BalasHapus
  10. greget me time nya mba, bisa ditiru nih. karena me aku selama ini cuma tidur siang :D

    BalasHapus
  11. Terus saya jadi kepikiran, me time saya apaan ya? *belum ketemu*

    Kayaknya kalo blum ketemu2, saya mau niru me time versi mba nih :D

    BalasHapus
  12. hmm me time yang seru tuh mbak...weekend aku tuh dah digandulin trio krucils deh mau ikuta acara blogger yg offline aja sussaah bgt...
    mungkin klo mrk dah besaran kali yaa

    BalasHapus
  13. Me timenya keren, Mbak, mungkin saya akan mengusulkan waktu satu hari kepada suami niich, secara sudah enggak ada embak di rumah, Jadi aktivitas sata di rumah kudu mendapat restu dari suami, kalau untuk keluar dan meninggalkan anak-anak. Hiks sedih.

    BalasHapus
  14. aku juga selalu me time plus-plus hehehehe...tapi sekarang banyak pilihan asyik untuk me time yaaa...so, have fuuun :)

    BalasHapus
  15. kebodohan saya bisa terkikis karena mendapat suntikan pengetahuan baru... wah kata" ini ajaib mbak hehehe

    BalasHapus