PILLOW TALK, RANDOM YANG ROMANTIS

APA ITU PILLOW TALK?

Pillow artinya bantal. Talk artinya ngobrol. Singkatnya ngobrol di atas bantal. Secara lebih keren, pillow talk adalah obrolan ngalor ngidul menjelang tidur. 

MANFAAT PILLOW TALK

Bagi saya pribadi, pillow talk merupakan aktifitas suami-istri yang paling saya sukai. Ketika suatu waktu dihadang LDR karena tugas suami, pillow talk adalah quality time paling bermutu ketimbang pergi main keluar buat makan enak atau nonton bioskop. Di dalam pillow talk, saya bisa ngobrol santai sambil menghirup aroma tubuh suami dengan bebas.

Memang inti dari pillow talk adalah keintiman untuk berkomunikasi. Apa yang tidak bisa saya ungkapkan sebelumnya biasanya langsung mengalir saja jika saya dan suami sudah menyentuh kasur dan bantal. Saya bisa mengungkapkan kebahagiaan saya sambil mengelus-elus bulu dadanya, atau meluapkan kejengkelan kemudian mencubit bokongnya kuat-kuat.

Melalui pillow talk, suami istri bisa belajar lebih peduli dan menjadi pendengar yang baik, meskipun apa yang kita bicarakan sama sekali tidak solutif dan cuma bikin ngakak. Lebih dari itu, saya lebih merasa bahwa dialah milik saya, belahan jiwa saya, my right man, satu-satunya makhluk tempat saya berbagi rahasia dengan aman, seseorang yang selalu setia beliin saya makeup dan barang-barang nggak penting.

NGOBROLIN APA?

Banyak. Random. Dan bikin bahagia. Tentang keluarga, anak, saudara, tetangga, cita-cita, pekerjaan, Miss Universe, fantasi seks, cewek seksi, cowok macho, bahkan hutang. Sesekali pillow talk memang menjadi ajang gosip antara saya dan suami. Kami suka menilai tetangga mana yang baik atau tetangga mana yang nyebelin. Saya tau nggosip itu tidak baik, tapi kejengkelan yang tak terluapkan kadang bisa bikin jerawat, menurut saya suami adalah tempat nggosip paling aman, tidak akan bocor ke pintu-pintu tetangga yang lain, dan cukup kami berdua yang tau.

Saya pun merasa happy meski harus ngomongin hutang, mikirin cicilan sawah yang hampir lunas, cita-cita untuk beli sawah baru, dan keinginan punya rumah yang dikelilingi pohon apel. Sebagai pasangan muda, tentu kami cepat-cepat meninggalkan rumah dinas, tinggal di rumah pribadi yang lebih sejuk dan dingin, di mana saya bisa memajang repro lukisan-lukisan Van Gogh dalam pigura-pigura raksasa. Saya menikmati saat-saat berdebat menentukan tema rumah yang akan kami huni. Suami ingin rumah minimalis, lapang, dan bersih, sementara saya bertekad untuk menjadikan rumah kami bergaya klasik sehingga bisa sekaligus tampak seperti museum.

Dapur pun bisa menjadi topik yang seru. Suami saya merupakan sosok yang mempunyai ketertarikan lebih terhadap hal-hal urusan rumah tangga. Malah dia lebih paham dan hafal minyak goreng harganya lebih murah di Alfamart, Indomart, atau swalayan lokal yang tak jauh dari rumah. Obrolan tentang merica butiran atau pakai lada bubuk pun bisa menjadi pembicaraan yang sangat panjang.

Yap. Gosip, debat, curahan hati, dan komplain adalah hal-hal menyenangkan yang biasa kami obrolkan di atas tempat tidur. Tidak selamanya pillow talk berjalan mulus, sering kami harus tarik urat ngorot-ngototan mempertahankan suatu pendapat. Kerap pula saya kena cubit karena saking gemasnya dia debat sama saya. Apalagi jika saya dan suami habis makan, lalu kami berdua bisa beradu kentut, kami bisa berteriak-teriak karena kentutnya terlalu keras, atau tidak berbunyi tapi baunya busuk banget. Tapi semua tetap berjalan mesra.

GADGET PADA SAAT PILLOW TALK

Boleh juga, asal tidak sering. Kata orang, gadget bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kehadiran gadget pada saat pillow talk bagi saya bukan hal yang haram. Kami tetap bisa romantis meski gadget hadir di tengah tubuh kami berdua. Yes, we can play game together. Bermain game bersama membuat kami sadar bahwa untuk mendapat hasil terbaik memang harus dilakukan berdua. Dengan gadget, kami juga bisa bareng-bareng nyetalk Instagram atau Facebook orang-orang kemudian mengomentari foto-foto atau update status mereka dengan jahil.