Rabu, 03 Februari 2016

DAFTAR PERILAKU MINUS SISWA PRAKERIN DI TEMPAT KERJA

PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) adalah salah satu kegiatan wajib yang dilakukan siswa SMK. Biasanya Prakerin dilaksanakan pada kelas XI. Tempat kerja Prakerin disesuaikan dengan jurusan masing-masing, misal kalo jurusan Perbankan, ya tempat Prakerinnya di BPR, koperasi simpan pinjam, dan sebagainya.

Tujuan Prakerin adalah mengenalkan atmosfer dunia kerja bagi siswa SMK tersebut. Karena sekolah kejuruan lebih mengedepankan praktik produktif daripada teori, maka dari itulah nyemplung langsung ke dunia usaha/dunia industri menjadi sangat penting.


source


Namun tak jarang moment Prakerin menjadi bagian hidup terbaik bagi mereka karena bisa terbang bebas lepas dari pengawan guru dan orangtua, bebas dari tugas dan PR sekolah, sehingga mereka lalai bahwa Prakerin ini adalah kewajiban yang harus mereka laksanakan dengan sungguh-sungguh. Berikut daftar perilaku minus yang biasanya dilakukan siswa selama Prakerin.

1. TIDAK MASUK TANPA KETERANGAN


Tidak masuk tanpa keterangan atau bahasa sekolahannya disebut alpa adalah hal yang paling sering dilakukan siswa Prakerin. Biasanya ini adalah bakat bawaan, maksudnya jika sehari-hari di sekolah dia sering bolos, maka di tempat Prakerin pun dia akan sering bolos juga. Bisa pula karena ketidaktahuan orangtua akan jadwal masuk tempat Prakerin. Anak bilangnya tempat kerja sedang libur, dan orangtua percaya-percaya saja dengan apa yang dikatakan anak tanpa konfirmasi dulu ke pihak bersangkutan untuk memastikan kebenarannya.

Lalu jika tidak masuk tempat Prakerin, ke mana mereka pergi? Jika siswa Prakerin masih tinggal serumah dengan orangtua, biasanya mereka tidur di rumah teman, atau main video game di warung internet. Jika siswa Prakerin tinggal di kos (karena lokasi Prakerin berada di luar kota), bisa jadi mereka main ke mall, atau mengeksplore tempat wisata setempat. Jika siswa Prakerin punya pacar, kemungkinan besar mereka ngedate.

2. TIDAK MEMATUHI PERATURAN PIHAK DU/DI


Perilaku ini biasanya terjadi pada siswa-siswa yang punya bakat bandel di sekolah. Kurang terbiasa taat aturan sekolah membuat mereka merasa lebih terpenjara lagi mematuhi peraturan di dunia kerja. Menjadi disiplin bagi mereka adalah hal yang sangat berat, akhirnya terlambat masuk kerja setiap hari. Kemudian mereka diomeli, kemudian pihak DU/DI menelepon ke sekolah, kemudian sekolah nelpon orangtua, kemudian orangtua marah-marahi anak. Akhirnya terjadilah drama bersambung. Kebiasaan buruk lain siswa Prakerin lain adalah dulinan HP pada saat jam kerja sehingga mengesampingkan tugas-tugas utama. Selain itu, biasanya mereka juga salah kostum. Waktunya hari ini pakai seragam apa, eh dia malah pakai seragam yang lain.

Tidak mematuhi peraturan kerja perusahaan membuat siswa rugi sendiri, apalagi jika peraturan tersebut berhubungan erat dengan prosedur keselamatan kerja. Padahal kalau terjadi kecelakaan, mereka sendiri juga yang akan menderita.

3. MERUSAK FASILITAS INSTANSI/PERUSAHAAN


Peralatan yang canggih hanya akan menjadi sampah jika tidak didukung sumber daya manusia yang baik. Itulah kira-kira pesan dosen saya dulu ketika kuliah. Nah, untuk bisa mengoperasikan peralatan kerja dengan benar, maka butuh pengetahuan dan latihan praktik. Ilmu tersebut pasti ada pada materi di sekolah. Namun bagi yang kerap tidak masuk sekolah dengan alasan apapun, tentu saja mereka melewatkan informasi prosedural tersebut. Akhirnya ketika di tempat kerja, peralatan dijalankan hanya dengan mengira-ngira atau sesuai feeling. Pembimbing DU/DI saya yakin juga akan memberi contoh dahulu sebelum siswa-siswa memegang benda tersebut. Tapi yahhh namanya juga ABG, kadang mereka terlalu ngantuk mendengar arahan panjang lebar, lalu buru-buru mengatakan 'iya paham', padahal masih blank.

5. SUKA MENGELUH


Ini terjadi pada siswa yang baru sadar kalo cari duit itu susah. Dikasih tugas sedikit sudah capek, disuruh sedikit sudah pegel-pegel, padahal sudah menjadi hal lumrah jika siswa SMK melakukan Prakerin sesekali disuruh nyapu dan bersih-bersih. Kalau dimintai tolong bikin kopi saja sudah mumet, bagaimana kalau suatu saat mereka diminta merapikan gudang arsip yang bergunung-gunung, atau mengaudit buku besar yang ruwet dan memilukan. Menunjukkan semangat dan energi pada saat Prakerin akan menjadikan keuntungan, sebab pihak DU/DI akan menilai kamu cocok jadi kandidat kuat untuk bekerja di perusahaan mereka.

1 komentar:

  1. Satu lagi, kalau prakerin nya rame2, lebih dari 2 orang di tempat sama, wah ramainya ga kira2, cerita, gojekan, bawaannya ngobrol muluu :(

    BalasHapus